Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak menguat sebesar 65 poin menjadi Rp13.182, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.247 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS menyusul data serapan tenaga kerja di Amerika Serikat yang belum solid," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan bahwa penggajian pekerja non pertanian menambahkan 151.000 pekerja di bulan Agustus, hasil tersebut di bawah harapan untuk kenaikan 180.000. Jumlah lapang pekerjaan yang tercipta di bulan Juli sebesar 275.000.
"Peluang bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya berpotensi terpangkas setelah data serapan tenaga kerja non-pertanian yang turun, tidak hanya di bawah pencapaian bulan sebelumnya tetapi juga di bawah harapan pasar," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pencapaian uang tebusan amnesti pajak yang disertai usaha pemerintah dengan mengundang pengusaha besar untuk ikut serta, berpeluang memberikan tambahan sentimen positif untuk rupiah.
Selain itu, ia mengatakan bahwa angka inflasi Agustus 2016 yang relatif stabil cenderung turun juga dapat memperbesar peluang pemangkasan instrumen Bank Indonesia 7-Day Repo Rate dalam waktu dekat.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menambahkan bahwa potensi penurunan Bank Indonesia 7-Day Repo Rate diharapkan dapat membuat yield di surat utang negara (SUN) kembali menarik sehingga memicu capital inflow.
"Pelonggaran kebijakan di pasar keuangan domestik diharapkan membantu pemulihan ekonomi," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016