Yogyakarta (ANTARA News) - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X (HB X), pada 7 April 2007 berulang tahun ke-61 yang diperuntukkan bagi rakyat, sehingga mempertegaskan dirinya yang selama ini dekat dengan rakyat. Sultan X dekat dengan rakyat, karena dia mengakui, lahir dan dibesarkan di lingkungan keraton yang berpihak pada rakyat. "Bagi saya, keberpihakan pada rakyat itu adalah panggilan," kata Sultan HB X yang dinobatkan sebagai Raja Keraton Yogyakarta pada 7 Maret 1989, mengantikan ayahnya Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang mangkat Oktober 1988. Sultan HB X merasa harus membentuk jati diri untuk tumbuh dan berpihak kepada rakyat, karena baginya seorang raja berkewajiban memihak dan mengayomi rakyat. Oleh karena itu, pria bernama lahir Bendoro Raden Mas Herjuno Darpito itu hingga dewasa --dan bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Mangkubumi-- selalu menjauhkan sikap "adigang, adigung, adiguna", merasa besar dan berkuasa. Bapak lima anak yang akan memperingati ulang tahun ke-61 dalam acara "wiyosan dalem" di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, 7 April 2007, juga ingin masyarakat dapat mengetahui setiap gerak langkah yang dilakukan dalam membentuk jati diri. Dengan demikian, menurut lulusan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu, rakyat mempunyai kesempatan untuk melihat benar atau tidak, sependapat atau tidak terhadap apa yang dilakukan. Kedekatan Sultan Hamengku Buwono X dengan rakyat dan kepercayaan rakyat terhadapnya, telah menjadi ciri khas kepemimpinan Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang bertahan hingga kini. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007