Jakarta (ANTARA News) - Aksi terror dan penganiayaan yang berakibat tewasnya praja Cliff Muntu, tidak bisa hanya dilimpahkan kesalahannya kepada para pelaku, tetapi pimpinan IPDN pun mesti ikut bertanggungjawab dan jangan hanya cuci tangan dari kasus tersebut. "Masalah ini serius karena sudah terjadi berulang-ulang. Pihak pimpinan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) jangan cuci tangan dari kasus ini," kata anggota DPR RI dari Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS), Jeffrey Massie, di Jakarta. Sebelumnya, Cliff Muntu, 19 tahun, seorang praja IPDN madya (tingkat II) asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), pada hari Selasa dinihari (3/4) lalu tewas dan diduga akibat pengeroyokan sekitar 13 orang. Pihak IPDN mengatakan bahwa Cliff meninggal karena sebelumnya sakit lever. "Pimpinan IPDN harus bertanggungjawab secara institusi atas meninggalnya praja Cliff Muntu, bukan hanya para pelaku saja," tandas Jeffrey Massie, anggota legislatif dari Provinsi Sulut. Fraksi PDS DPR, katanya, juga mendesak pihak berkompeten mengusut tuntas peristiwa yang sesungguhnya telah sering terjadi di IPDN, Jatinangor, Jawa Barat tersebut. "Motif apa di balik terror dan penyiksaan atas siswa asal Sulut tersebut, harus jelas. Ini juga dituntut banyak orang dari berbagai daerah dan latar belakang, terutama kalangan orang tua praja. Semoga saja tewasnya Cliff Muntu tidak karena berunsur SARA," kata Jeffrey Massie yang sehari-harinya bertugas di Komisi I DPR RI itu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007