Phnom Penh (ANTARA News) - Seorang anak perempuan berusia 13 tahun di Kamboja telah meninggal akibat flu burung (Avian Influenza/AI), sehingga jumlah korban jiwa di negeri itu akibat virus H5N1 jadi tujuh sejak 2003, demikian keterangan pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam suatu pernyataan bersama pekan lalu. "Sampel dari anak perempuan tersebut setelah diperiksa Lembaga Pasteur Kamboja di Phnom Penh terbukti positif mengandung virus H5N1," demikian antara lain isi pernyataan tersebut. Anak perempuan itu, dari provinsi Kampong Cham di bagian timur negeri tersebut, terserang demam dan diare Senin, setelah menyajikan dan memakan ayam yang sakit di rumahnya, katanya. Ia dibawa ke rumah sakit di Phnom Penh, tempat ia meninggal Kamis, katanya. Beberapa pejabat peternakan dikirim untuk memeriksa unggas di daerah itu, tempat banyak ayam mati sebelum anak perempuan tersebut jatuh sakit. Para pejabat WHO dan kesehatan setempat mengunjungi daerah itu untuk memeriksa apakah ada orang lain yang sakit. Virus tersebut, yang telah menewaskan 170 orang sejak 2003, menurut WHO, belum memperlihatkan kemampuan bermutasi jadi satu bentuk yang dapat dengan mudah menular antar-manusia, kondisi yang dikhawatirkan menjadi wabah yang dapat menewaskan jutaan orang. Namun, banyak ahli khawatir itu mungkin terjadi, terutama di negara miskin seperti Kamboja, yang belum pulih akibat 30 perang saudara dan tempat sistem pengawasan kesehatan belum memadai. Tetangga Kamboja --Thailand, Vietnam dan Laos-- juga telah menghadapi wabah flu unggas tahun ini, demian Reuters. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007