Jakarta (ANTARA News) - Seiring dengan berkembangnya teknologi, konten tulisan sudah kurang digemari. Situs diskusi dan berbagi informasi, pengalaman ataupun terkini di World Wide Web, yang biasa disebut Blog, mulai ditinggalkan.
Belakangan, banyak sekali anak muda maupun selebriti yang membuat sebuah blog berisi konten video, Vlog (video blog), yang mendokumentasikan kehidupan, pemikiran, opini dan ketertarikan terhadap sesuatu.
Salah satunya, penyanyi dan aktor asal Korea Selatan yang sudah cukup lama menetap di Indonesia, Lee Jeong Hoon. Mantan anggota boyband Hitz itu mulai membuat Vlog dua bulan terakhir ini.
"Di Vlog saya bisa menunjukkan apa pun sifat asli saya seperti apa, cara bicara saya seperti apa. Artis juga manusia, kadang saya juga marah, saya bisa menunjukkan semuanya, jadi saya pikir bisa lebih dekat dengan fans," kata dia kepada ANTARA News, saat ditemui seusai peluncuran sebuah smartphone, di Jakarta, Kamis (1/9).
Meski memiliki tim untuk mengatur monetisasi, Lee mengaku tak terlalu memikirkan hal tersebut. "Saya hanya ingin berkomunikasi dengan fans," ujar dia.
Sejauh ini, Vlog Lee telah memiliki kurang lebih 40.000 subscribers, dengan rata-rata video yang ditonton sebanyak 400.000 hingga 800.000 viewers. "Kalau sehari upload bisa 50.000 viewers, jadi cukup baik," sambung dia.
Nama Lee mulai melejit ketika bergabung dalam drama situasi komedi di salah satu stasiun TV. Untuk dapat berkomedi, dia mengaku banyak mempelajari dari lelucon dan cerita lucu di dunia maya, tak terkecuali candaan Mukidi.
"Kadang ada jokes yang Indonesia banget, jadi saya kurang paham, dari situ saya belajar karena saya sekarang akting di komedi, nge-host sekarang juga lebih lucu, dulu waktu boyband lebih serius. Saya banyak belajar dari jokes itu juga," kata Lee.
Terkait peraturan pemerintah soal Ganjil-Genap, kendaraan plat nomor ganjil di hari ganjil, dan sebaliknya, dapat melintas di kawasan tertentu pada jam tertentu untuk mengurangi kepadatan kendaraan, Lee melihat agak sedikit aneh.
"Mungkin walikota, gubernur atau Bapak presiden pasti ada pemahaman sendiri, tapi sebagai warga asing yang tinggal di Indonesia sepertinya agak aneh. Karena di Korea dan Amerika tidak ada Ganjil-Genap, khususnya di Korea itu negara yang tidak pernah macet, negara itu lalu lintasnya termasuk paling lancar dan jalan bersih besar," ujar Lee.
"Mereka lancar dan tidak ada kemacetan bukan karena Ganjil-Genap, tapi lebih memperlebar jalan dan lebih promosi banyak untuk angkutan umum," lanjut dia.
Sementara itu, saat ditanya tentang kenaikan harga rokok, Lee mengaku tidak terpengaruh akan kebijakan tersebut karena dia bukan seorang perokok. Meski banyak teman-teman sekitarnya yang mengeluhkan hal tersebut, Lee menilai langkah pemerintah itu tepat dilakukan.
"Saya pikir lebih bagus seperti itu, karena Korea juga tiga tahun lalu tiba-tiba harganya dinaikkan tiga kali lipat, dan juga semua lingkungan tidak boleh merokok, selain ada private room untuk smoking room, akhirnya mengurangi perokok," kata dia.
"Di sana rokok mahal sekali, satu bungkus hampir 100 ribu, jadi bahkan lebih mahal, dan ruang untuk merokok juga hampir enggak ada. Denda parah, jadi kalau kita salah merokok, buang (puntung rokok), bisa sampai 5 juta berarti Rp50 juta, jadi benar-benar ketat sekali," tambah dia.
Lebih lengkap, simak perbincangan ANTARA News bersama Lee Jeong Hoon dalam video berikut.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016