Gempa bumi tersebut terletak pada 8,50 LS dan 121,79 BT, tepatnya di lepas pantai Mausambi pada jarak 48 km arah baratlaut Maumere pada kedalaman 10 km, kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Kupang, Sumawan kepada Antara, Jumat malam.
Berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan cukup kuat terjadi di daerah Maumere, Kolisia, Koro, Napungndura, Dondo, Watukamba, Mausambi, Waka, Mukusaki, dan Ndetokeli, pada skala intensitas II SIG BMKG (II-III MMI).
Banyak warga setempat terkejut dan beberapa diantaranya sempat lari keluar rumah akibat guncangan yang terjadi dengan tiba-tiba.
Namun demikian, kata dia, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa bumi.
Kepada masyarakat pesisir utara Flores diimbau untuk tetap tenang karena gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami, katanya menambahkan.
Menurut dia, jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Berdasarkan peta tatanan tektonik daerah NTT, tampak bahwa di lokasi episenter gempa bumi memang terdapat struktur sesar lokal. Diperkirakan struktur sesar ini yang mengalami reaktivasi hingga memicu gempa dangkal.
Catatan aktivitas gempa bumi BMKG menunjukkan bahwa di Flores pernah terjadi gempa bumi kuat dengan magnitudo M=7,5 pada 12 Desember 1992 yang memicu tsunami dengan ketinggian 26,2 m.
Peristiwa tsunami ini menewaskan setidaknya 2.100 orang, sebanyak 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan lebih dari 5.000 orang mengungsi.
Gempa bumi dan tsunami Flores 1992 menghancurkan lebih dari 18.000 rumah, 113 sekolah, dan 90 tempat ibadah.
Beberapa kabupaten yang terkena dampak gempa bumi ini adalah Sikka, Ngada, Ende, dan Flores Timur.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016