Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus merangkul berbagai pihak dalam menanggulangi penyebaran paham radikal dan terorisme, dan sekarang badan itu menggandeng Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
"Kami merangkul semua pihak untuk mencari fomula yang pas dalam upaya menanggulangi pihak-pihak yang sudah terpapar dan mencegah untuk pihak-pihak yang belum terpapar paham radikal terorisme," kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius usai bertemu Majelis Pengurus Pusat ICMI di Jakarta, Jumat.
Sebelum menemui ICMI, kata Suhardi, jajarannya sudah bertemu sejumlah instansi dan ormas dalam rangka meminta masukan sekaligus mengajak bersama-sama menanggulangi radikalisme dan terorisme, di antaranya Komnas HAM, MUI, Muhammadiyah, dan NU.
Selama ini, kata Suhardi, pihaknya juga menggunakan metode turun ke lapangan untuk memberikan pencerahan deradikalisasi dengan melibatkan para pakar, akademisi, ulama, dan juga para mantan teroris.
Menurut Suhardi upaya penanggulangan radikalisme terorisme memang harus masif karena paham radikal terorisme sudah masuk ke berbagai ruang. Di kalangan lembaga pendidikan bukan hanya pendidikan tinggi yang terpapar paham tersebut, namun sudah menyentuh jenjang sekolah dasar.
"Kalau tidak diantisipasi dengan baik sejak saat ini bisa terbayang apa yang akan terjadi di negara ini nantinya, apalagi dengan kemajemukan yang dimiliki bangsa ini," katanya.
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengapresiasi langkah BNPT memperluas kemitraan dalam penanggulangan radikalisme terorisme dengan kesadaran bahwa tugas itu tidak bisa ditangani sendirian.
Ia mengatakan ICMI akan membantu BNPT dalam mengatasi radikalisme dan terorisme yang saat ini sudah mengarah kepada kalangan terpelajar, bukan hanya di tingkat akar rumput seperti di kalangan orang miskin, terbelakang dan sebagainya yang selama ini diasumsikan.
Menurut Jimly, banyak orang bergelar doktor, profesor terpengaruh paham radikal terorisme. Ia juga mencontohkan seorang dokter di Kalimantan beberapa waktu lalu yang diduga bergabung dengan kelompok radikal.
"Jadi, metode brainwash yang dilakukan kelompok teroris ini ternyata efektif, dan itu merebak ke mana-mana," ujarnya.
Menurut Jimly, Indonesia tidak bisa maju kalau memelihara budaya kekerasan. Oleh karena itu, budaya kekerasan yang selama ini ada harus dihilangkan.
"Untuk itu, ICMI akan membantu BNPT dalam mengatasi radikalisme terorisme dengan menggerakkan roda deradikalisasi dan kontraradikalisasi," katanya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016