"Peluncuran e-warong di Kota Bandung ini merupakan kota ke-16, namun pecahkan rekor peluncuran e-warong terbanyak yakni 10 e-warong sekaligus. Dan saya apresiasi aplikasinya di Kota Bandung sudah siap," kata Khofifah Indar Parawansa.
Hadir pada acara peresmian e-warong yang diprioritaskan untuk progran keluarga harapan itu Wali Kota Bandung H Ridwan Kamil, Wakil Direktur Utama BNI Suprajanto, Direktur Pengembangan Bulog Imam Subowo, pimpinan Universitas Pajajaran, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Bulog Jabar, BNI, Ototitas Jasa Keuangan (OJK) Jabar serta sejumlah stakeholder terkait lainnya.
Peluncuran e-warong yang berbasis smart technologi itu digelar di kawasan industri rajutan unggulan di Kota Bandung yang ditandai dengan penyerahan bantuan sosial dan subsidi pemerintah oleh Menteri Sosial kepada 50 keluarga penerima manfaat senilai total Rp750 juta.
Layanan e-warong KUBE PKH yang dinaungi oleh Koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera (KMIS) dan dukungan aplikasi layanan Bank BNI untuk penyaluran bantuan sosial dan subsidi dari pemerintah. Peluncuran di Kota Bandung langsung dengan 10 e-warong, salah satunya di Binongjati Kecamatan Batununggal.
Berdasarkan data Kementerian Sosial RI, jumlah program keluarga penerima beras rakyat sejahtera (Rastra) di Kota Bandung sebanyak 62.225 kepala keluarga.
"E-warong ini ke depan akan menjadi salah satu sarana untuk menekan praktik rentenir. Peserta atau pemegang Kartu Sejahtera ini juga otomatis jadi anggota Koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera," kata Khofifah.
Penerima kartu peserta PKH akan mendapat senilai Rp105.000 setiap bulan untuk selanjutnya bisa digunakan untuk bertransaksi ke e-warong secara non tunai.
"Ini merupakan ikhtiar pemerintah untuk memfasilitasi penerimaan subsidi secara non tunai, ke depan program bantuan lain bisa disalurkan dan menggunakan kartu ini," kata Menteri Sosial.
Sementara itu Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan menyambut baik karena e-warong merupakan ciri dari smartcity yang mengurangi transaksi langsun, namun menggunakan sistem nontunai.
"Kota Bandung fokus untuk mendukung transaksi pertukaran barang dan mengurangi pembayaran tunai. Program e-warong ini merupakan ciri khas smartcity, dan selaras dengan program di Kota Bandung," kata Emil.
Program e-warong yang dinaungi Koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera (KMIS) nantinya berkolaborasi dengan Bulog Jabar yang akan memasok komoditas antara lain beras, terigu, minyak goreng dan gula pasir. Selanjutnya akan dilengkapi dengan komoditas bawang merah dan putih serta gas bersubsidi.
Penerima manfaatkan akan mendapatkan kartu dengan vitur e-woles yang bisa dimanfaatkan oleh keluarga penerima manfaat untuk mengakses dan menerima subsidi dari pemerintah. E-warong juga akan diperkuat aplikasi minimarket untuk mencatat transaksi dan ketersediaan stok barang serta akses ke BUMN yag terkait dalam program itu.
Pada kesempatan itu juga ditandatangani program kerja sama dengan Universitas Pajajaran (Unpad) untuk pengembangan e-warong termasuk memperkuat peran dan manajemennya sehingga kehadirannya bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Unpad akan memberikan pendampingan dan perkuatan pengembangan e-warong sehingga kekhasan e-warong menjadi keinggulan dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat kurang mampu.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016