Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan menargetkan tiga perguruan tinggi masuk dalam jajaran Perguruan Tinggi top 500 dunia pada tahun depan.
Target ini sama dengan jumlah target tahun 2016. Sementaras pada tahun 2015, Kemenristekdikti menargetkan 2 perguruan tinggi masuk top 500 dunia, dan terealisasi.
Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana, dalam keterangan tertulis Humas DPR, Kamis, menyoroti target ini. Menurutnya, ini merupakan cita-cita yang besar, sehingga perlu diimbangi dengan keberpihakan anggaran, dalam hal ini APBN untuk mewujudkan target ini.
Namun ironisnya, pada pagu anggaran Kemenristekdi tahun anggaran 2017, tidak dialokasikan anggaran untuk sarana dan prasarana Perguruan Tinggi.
“Tidak dapat dibayangkan bisakah tiga perguruan tinggi kita masuk top 500 dunia, misalkan anggaran sarana dan prasarana tidak dialokasikan. Itu tentu sangat berat,” khawatir Dadang, di sela-sela rapat kerja antara Komisi X DPR dengan Menristekdikti Mohamad Nasir, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (31/08/2016) malam. Raker dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah (F-PG).
Dadang mencatat, pada tahun 2016 ini saja ada penundaan anggaran belanja Kemenristekdikti sebesar Rp 1,35 triliun. Ia khawatir kondisi anggaran pada tahun 2016 ini cukup mempengaruhi kinerja pada tahun 2017. Mengingat, pembinaan dan pengembangan perguruan tinggi bersifat kontinuitas, atau dari tahun ke tahun.
“Kami menginginkan agar APBN realistik antara alokasi anggaran dengan pencapaian indikator kinerja. Kalau kita ingin tiga perguruan tinggi kita masuk top 500 dunia, tentu bagaimana anggaran sarana dan prasarana harus teralokasikan, kualitas dan sertifikasi dosen kita dorong. Termasuk pembinaan yang bersifat kontinu yang dilakukan Menristekdikti terhadap Perguruan Tinggi tersebut,” jelas Dadang.
Politisi F-Hanura itu menilai, minimnya anggaran, bahkan anggaran Kementerian atau Lembaga yang turun dari tahun ke tahun, karena kondisi fiskal Tanah Air yang kurang bersahabat, hal ini pula yang menyebabkan target Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia tak meningkat di tahun 2016 dan 2017. Untuk itu, ia meminta agar Menristekdikti membuat target yang lebih masuk akal.
“Memang berat juga ketika misalnya kita ingin mendorong tiga perguruan tinggi kita masuk top 500 dunia dengan anggaran yang terbatas. Oleh karena itu saya minta kepada Menristekdikti, tidak usah terlalu muluk mematok. Jangan sampai menbuat target yang tidak masuk akal,” kritisi politisi asal dapil Jawa Barat itu.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR Marlinda Irwanti (F-PG) juga mempertanyakan tidak adanya kenaikan target perguruan tinggi masuk top 500 dunia.
“Kita minta penjelasan kenapa tidak mengalami peningkatan menjadi 5 atau 7 dan seterusnya. Apa kendalanya untuk meningkatkan target PT masuk top 500 dunia, kenapa target tetap. Padahal kita punya banyak perguruan yinggi, tetapi kita mengalami stagnasi peningkatan pertumbuhan Perguruan Tinggi yang baik,” analisa politisi asal dapil Jawa Tengah itu.
Sebelumnya Menristekdikti menjelaskan bahwa pada tahun 2017, pihaknya mendapat pagu anggaran sebesar Rp 39,38 triliun, dari semula berjumlah Rp 40,44 triliun. Anggaran itu dialokasikan ke dua program utama, yakni pendidikan tinggi sebesar Rp 38,38 triliun, dan ristek sebesar Rp1 triliun.
Menristekdikti juga menyampaikan, pihaknya menargetkan tiga Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia, sama dengan jumlah target 2016. Sementara pada tahun 2015 ditargetkan dua perguruan tinggi, dan seluruhnya terealisasi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016