Dili (ANTARA News) - Timor Leste tenang, Sabtu sementara ribuan polisi PBB dan lokal, yang didukung pasukan perdamaian internasional, siap untuk mengamankan pemilihan presiden Senin depan setelah pekan lalu terjadi bentrokan antara para pendukung kandidat yang bersaing. "Semuanya tenang dan aman. Tidak ada insiden-insiden penting," kata juru bicara polisi PBB Monica Rodrigues. Paling tidak 32 orang cedera dalam bentrokan berkaitan dengan pemilihan itu, Rabu di dan sekitar Dili, kendatipun sebagian besar kampanye dua minggu pemilihan presiden itu aman, kata PBB. Delapan kandidat, termasuk PM Jose Ramos Horta, bersaing untuk menggantikan Presiden Xanana Gusmao, yang tidak ikut mencalonkan diri lagi untuk jabatan tersebut. Keamanan ditingkatkan menjelang pemungutan suara itu, kata Finn Reske Nielsen, deputi ketua missi PBB kepada wartawan, Kamis. Keamanan adalah "satu kekuatiran utama," katanya. Atul Khare, yang memimpin missi PBB itu, mengatakan 1.655 polisi internasional dan sekitar 2.800 perwira lokal akan didukung sekitar 1.000 tentara dari pasukan penjaga perdamaian internasional yang dipimpin Australia. Sekjen PBB Ban Ki moon, Sabtu mengimbau semua partai di Timor Leste menjadikan pemilihan pertama presiden sejak merdeka tahun 2002 satu pemilihan yang bebas dan jujur. "Saya mengharapkan pemilu itu tidak akan diwarnai dengan aksi kekerasan dan intimidasi, dan saya mengharapkan akan memberikan hasil yang dapat disetujui semua pihak partai," kata Ban dalam satu pesan yang disiarkan di radio lokal. "Mata dunia tertuju pada anda. Saya menyeru semua kandidat dan para pendukung mereka menyetujui hasil satu pemilu yang berlangsung damai. Pasukan internasional yang dipimpin Australia dikirim setelah kerusuhan Mei tahun lalu yang menewaskan paling tidak 37 orang dan memaksa lebih dari 150 000 orang mengungsi. Sekitar 37.000 orang masih mengungsi di Dili, ibukota negara itu. Timor Leste memperoleh kemerdekaan setelah satu periode pemerintah PBB, demikian AFP.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007