"Penumpang pesawat dari Singapura yang mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta diperiksa di pintu kedatangan internasional dengan alat termometer infra red," kata Koordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Wilayah Kerja Bandara Adisutjipto Yogyakarta Ratih Prastiti, Kamis.
Menurut dia, biasanya pengukuran kondisi kesehatan penumpang pesawat dilakukan melalui alat pemindai suhu tubuh (thermo scanner) serta perangkat body clean atau alat disinfeksi barang dan orang untuk pemeriksaan secara masif.
"Namun saat ini alat yang dimiliki di Bandara Adisutjipto sedang rusak sehingga digunakan alat thermometer infra red kepada satu per satu penumpang," katanya.
Ia mengatakan, "scaner" digunakan untuk mendeteksi panas tubuh dari penumpang. Namun untuk hasil akhir pemeriksaan penumpang, tetap harus melalui uji laboratorium.
"Jika ada ada penumpang yang terindikasi, bandara akan melakukan isolasi sebelum dirujuk ke rumah sakit," katanya.
Ratih mengatakan, pihaknya juga melakukan sosialisasi tentang zika kepada penumpang pesawat dengan membagikan leaflet tentang zika dan juga kartu kewaspadaan kesehatan (health alert card).
"Diharapkan kesehatan penumpang datang bisa terpantau, dan mengenal bahaya serta ancama virus zika," katanya.
Ia mengatakan, virus zika ditularkan oleh vektor "aedes aegipty" dengan gejala penjangkitannya mirip penyakit demam berdarah, seperti demam tinggi yang berlangsung selama beberapa hari disertai nyeri otot, sakit kepala, hingga munculnya ruam pada kulit.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan, pihaknya juga turut ambil bagian dalam antisipasi pencegahan virus zika dengan menyiagakan personil "Aviation Security (AVSEC) dengan melakukan fogging di lingkungan bandara.
"Kami bersama dengan KKP akan terus melakukan pengawalan bersama dalam upaya pencegahan penyebaran virus zika. Untuk penerbangan rute Singapura tujuan Yogyakarta terdapat 12 kali penerbangan dalam satu minggu dengan menggunakan maskapai Air Asia dan Silk Air," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016