Sidoarjo (ANTARA News) - Ribuan warga empat desa, yaitu Mindi (Kecamatan Porong), Desa Kedung Cangkring, Pejarakan, dan Besuki, (Kecamatan Jabon), Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Sabtu, berunjuk rasa di sekitar "spillway" (saluran pelimpah) terkait "peta baru."
Warga yang tinggal di sekitar tanggul lumpur Lapindo itu menuntut agar daerah mereka masuk dalam "peta baru" daerah terdampak lumpur yang terhitung mulai tanggal 22 Maret 2007.
Aksi itu menyikapi, daerah mereka yang tidak masuk peta daerah terdampak lumpur. Warga empat desa itu pun resah, karena itu mereka menolak adanya kompensasi, sebab daerah mereka dianggap bencana bila rumah-rumah mereka digenangi luberan lumpur.
Warga empat desa meminta perlakuan sama dengan desa-desa lain yang masuk ke dalam peta terdampak luapan lumpur. Semisal, adanya kompensasi jual beli ganti rugi "cash and carry", dimana nilainya Rp120 ribu per-M2 untuk sawah dan Rp1 juta untuk tanah pekarangan serta Rp1,5 juta per-M2 untuk bangunan.
Dalam unjuk rasanya tersebut, warga empat desa membentangkan spanduk dan berorasi keluar-masuk kampung serta berjalan di sekitar tanggul penahan lumpur Lapindo di areal desa mereka.
Poster dan spanduk yang mereka bawa diantaranya tertulis Tidak Ada Alasan Bagi Pemerintah Mengatakan Desa Kami Bukan Area Terdampak, Desa Kami Harus Masuk Dalam Area Terdampak, dan Lapindo Harus Bertanggungjawab Terhadap Desa Kami."
Mereka tidak hanya membentangkan poster dan spanduk, tetapi juga menempelkannya di alat-alat berat pekerja lapangan Lapindo Brantas Inc. Akibatnya, aktivitas pekerja lapangan selama aksi berlangsung di sekitar lokasi "spillway" terhenti.
Sementara itu, ketinggian genangan air bercampur lumpur di jalan Raya Porong, pada jalur Surabaya arah Malang masih berkisar 10-15 cm, telah mengakibatkan jalan transportasi utama tengah Jatim satu-satunya itu, masih belum dibuka, setelah jalan tol ruas Porong-Gempol "ditenggelamkan" lumpur tersebut.
"Kami belum berani membuka jalur itu, karena genangan masih tinggi, sehingga kalau dipaksakan dibuka akan membahayakan dan rawan terjadi kecelakaan," ucap Kasatlantas Polres Sidoarjo, AKP Andi Yudianto.
Diberitakan sebelumnya (6/4), ada truk terguling karena nekad melewati jalur itu, sehingga terperosok lubang besar dibawah genangan lumpur yang tidak tampak.
Kondisi lalu lintas hingga Sabtu (7/4) siang, dari jalur Malang arah Surabaya, tampak padat. Di jalur alternatif seperti Mojosari dan Krian padat merambat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007