Magelang (ANTARA News) - Politik keseharian Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang selalu berhitung dengan kekuatan di DPR menjadi salah satu penyebab eksternal Presiden SBY tidak bisa mengambil kebijakan yang jelas dan tegas. "Pola kepemimpinan presiden sampai akhir masa jabatannya akan sama seperti itu, tetapi itu bisa diubah kalau memiliki basis dukungan kuat di senayan," kata pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego, di Magelang, Sabtu. Sebelum menjadi pembicara dalam seminar "Rumah Sakit Soerojo Magelang Menuju Badan Layanan Umum", ia mengatakan, meskipun SBY dipilih langsung menjadi Presiden, dirinya tidak memiliki basis kekuatan politik yang signifikan di DPR, karena itu harus selalu bekerja sama dengan DPR. Ia mencontohkan, persoalan Resolusi PBB tentang Iran yang juga mendapat dukungan dari Pemerintah RI telah menjadi bahan rekayasa politik Senayan (DPR) untuk melakukan serangan terhadap pemerintah. Senayan, katanya, memanfaatkan isu politik itu untuk membangun citra di hadapan rakyat karena mereka selama ini dianggap hanya mengurus diri sendiri. Hak interpelasi yang digunakan DPR, katanya, seolah membuktikan bahwa DPR memikirkan rakyat dan mengendalikan pemerintah. Ia menyatakan wajar jika Senayan menjadi tempat rekayasa politik karena mereka sebagai wakil rakyat. Ia mengatakan, ketidakmampuan Presiden mengeluarkan kebijakan pemerintahan yang jelas dan tegas juga terkait dengan faktor internal. "Secara internal, SBY peragu, bukan pemimpin yang berani mengambil keputusan, SBY tidak pernah menjadi Pangdam atau Kasad, tetapi di wilayah politik," katanya. Menurut dia, rakyat Indonesia sudah matang dalam melihat kepemimpinan nasional sehingga mereka akan membuktikan apakah saat pemilu mendatang akan memilih lagi SBY atau tidak. "Dampak kebijakan pemerintahan saat ini akan terlihat saat pemilu nanti, rakyat sudah bisa menghitung untuk memilih lagi atau memilih yang lain, karena rakyat sudah pandai dan berani," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007