"Tata cara pembuatan perahu tambang akan dipusatkan di tepi Bengawan Solo di Desa Luwihaji, Kecamatan Margomulyo, dengan mengundang pembuat perahu termasuk para penambang," kata Kasi Bina Angkutan Air, Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro Sugeng Agung di Bojonegoro, Kamis.
Menurut dia, praktik tata cara pembuatan perahu yang akan dilaksanakan Tim ITS itu mengacu desain perahu yang pernah dibuat Tim ITS dari hasil survei di Bengawan Solo di daerahnya pada 2015.
Sesuai data, lanjutnya, purwarupa (prototype) perahu tambang dengan bahan besi atau fiber dari ITS panjangnya 12 meter dengan lebar 2,6 meter.
"Bentuknya tidak ada bedanya dengan perahu tambang dengan bahan kayu," ucapnya, sambil menunjukkan gambar prototipe perahu desain ITS di komputer.
Diharapkan adanya pelatihan tata cara pembuatan perahu itu bisa dicontoh para pembuat perahu di daerahnya sehingga angkutan perahu tambang di 78 titik penyeberangan bisa semakin aman.
"Perahu hasil pembuatan ITS nantinya akan diserahkan kepada penambang Bengawan Solo," ucapnya menambahkan.
Ia menjelaskan dari hasil evaluasi Tim ITS untuk perahu tambang dengan bahan besi yang dimanfaatkan para penambang di Bengawan Solo tidak layak pakai karena tidak dilengkapi dengan kerangka.
Para penambang perahu di daerahnya juga penambang pasir mulai beralih memanfaatkan perahu dengan bahan besi, karena biaya pembuatannya lebih murah dibandingkan dengan bahan kayu jati.
"Rata-rata para penambang membuat perahu sendiri atau memesan kepada tukang las," jelasnya.
Ia menambahkan dari 78 titik lokasi penyeberangan perahu tambang terpadat yaitu di Kecamatan Kota, Dander dan Kanor.
"Penyeberangan perahu yang ada di daerah kami juga menghubungkan Tuban dan Blora, Jawa Tengah," ucapnya.
Pewarta: Slamet AS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016