Bandung (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla memaparkan kiat dan cara-cara menyelesaikan berbagai konflik seperti di Poso, Ambon dan Aceh (Gerakan Aceh Merdeka) secara damai.
Wapres Jusuf Kalla memaparkan pengalamannya ketika menyelesaikan konflik tersebut dalam kuliah umum di Istitut Teknologi Bandung di Bandung, Jabar, Sabtu.
Pada awal kuliahnya Wapres mengungkapkan bahwa konflik di Indonesia bisa dibagi dalam dua hal yakni konflik vertikal dan konflik horizontal.
Konflik vertikal, tambah Wapres, merupakan konflik melawan negara seperti pemberontakan PRRI Permesta, DI-TII dan GAM.
"Di Indonesia terjadi 10 konflik vertikal dan delapan di antaranya diselesaikan dengan aksi militer. Hanya dua yang diselesaikan secara damai yakni DI-TII Aceh serta GAM," kata Wapres.
Menurut Wapres, dengan demikian meskipun orang mengatakan orang Aceh itu keras, pada kenyatannya justru perdamaian justru terjadi di Aceh.
Wapres juga mengakui ada konflik vertikal yang diusahakan penyelesaiannya secara damai namun gagal yakni Timor Timur.
Konflik horizontal merupakan konflik antara warga dan di Indonesia, tambah Wapres, yang besar adalah konflik Poso, Ambon dan GAM.
"Namun bagi bangsa ini, apa pun konfliknya, vertikal maupun horizontal sama saja akibatnya yakni adanya korban jiwa di masyarakat," kata Wapres.
Dari berbagai konflik tersebut, tambah Wapres, masalah utama penyebab konflik adalah tiga hal, yakni pertama, masalah idiologi, (PKI, DI-TII), kedua, masalah ketidakadilan ekonomi (PRRI Permesta, GAM) dan ketiga, karena masalah sejarah seperti Timor Timur.
"Tetapi untuk menyelesaikan konflik tak ada cara yang sama tak ada platformnya yang sama karena akar masalahnya berbeda-beda," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007