"Tapi, nggak bertahan kalau nggak ada regenerasi," kata Angga saat jumpa pers HelloFest 2016 di Jakarta, Kamis (1/9).
Bila tidak ada pembuat film, penulis naskah, yang baru tiap tahun menurut dia kemajuan film Indonesia tidak akan bertahan lama.
Salah satu langkah Angga ketika masih mahasiswa adalah mengikutsertakan film pendeknya “Strangely Beautiful” pada HelloFest 2005.
Menurut dia, dari segi produksi, film pendek sedikit memudahkan pembuat film muda, terutama yang independen, dengan dana yang tidak besar.
Sementara itu, dari segi penceritaan, film pendek punya kekhasan gaya bercerita mengingat durasi yang singkat.
"Bagaimana menyampaikan cerita dengan padat dan efektif," kata sutradara "Filosofi Kopi" ini.
Menyampaikan satu plot cerita dalam durasi yang pendek, lanjut Angga, akan membantu sineas muda ketika menghadapi film panjang dengan alur cerita yang lebih kompleks.
Film pendek bagi Angga bukan hanya batu loncatan namun juga memiliki nilai ekonomis bila ditekuni.
Bagi Angga, kemajuan dalam industri film Tanah Air tidak hanya dilihat dari infrastruktur namun juga pada intangible asset, aset yang tidak berwujud, yaitu bakat yang harus dipupuk sejak sekarang.
nnnn
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016