"Beberapa hari lalu ada dua lagi di Distrik Waan namun besoknya sudah padam. Kemungkinan besar hanya karena orang bakar -bakar jadi titiknya kecil," kata Kepala Stasiun Meteorologi Merauke Sugeng Widarko di Merauke, Kamis.
Menurut dia titik api yang ada lebih banyak terjadi di daerah persawahan misalnya di Distrik Tanah Miring sebab setelah panen pertama 2016 petani langsung membakar batang padi.
Curah hujan yang masih dominan terjadi, kata dia, memperlambat penyebaran api sehingga tidak meluas ke daerah lain dan tahun 2016 ini diprediksi berbeda dengan tahun lalu.
"Lain dengan 2015 itukan kita benar - benar kering bahkan dari bulan Juni curah hujan mulai kurang dan Juli sampai Oktober curah hujan hampir nol," katanya.
Kawasan rawan kebakaran di wilayah itu misalnya Distrik Kimam sebab merupakan padang ilalang sehingga jika terjadi musim kemarau panjang mudah terjadi kebakaran.
"Ketika lalang kering dan kalau kena angin kencang bisa terkikis dan muncul api, atau dari kearifan local sebab biasanya masyarakat yang berburu membakar hasil buruan dan mengakibatkan api meluas," katanya.
Ia menjelaskan bahwa selama ini daerah selatan papua masih cukup aman bila dibandingkan dengan Kalimantan atau Sumatera sebab jika terjadi kebakaran apinya tidak meluas terlalu lebar.
"Di sana kalau terbakar apinya bisa muncul lagi kapan saja sebab lahannya gambut," ujarnya.
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016