Timika (ANTARA News) - Jajaran Kepolisian Daerah Papua menjamin akan transparan dalam mengusut kasus penembakan seorang warga bernama Etinus Sondegau oleh oknum anggota Brimob di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada Sabtu (27/8).
"Bapak Kapolri memerintahkan Kapolda Papua dan Kapolda memerintahkan saya bersama tim dari Reserse, Propam (Profesi dan Pengamanan) serta Satuan Brimob untuk berangkat ke Sugapa melaksanakan investigasi. Perintah beliau, kita harus transparan," kata Waka Polda Papua Brigjen Polisi Rudolf Albert Rodja di Timika, Kamis.
Rudolf bersama jajarannya telah kembali dari Sugapa pada Rabu (31/8) petang menggunakan penerbangan pesawat perintis ke Timika.
Menurut dia, saat ini tim sedang memeriksa saksi-saksi baik dari kalangan masyarakat, anggota Polsek Tigi maupun anggota Brimob yang bertugas di Sugapa. Polisi juga sudah menyelidikan di TKP. Korban penembakan dalam kasus ini telah dimakamkan di Sugapa pada Rabu (31/9).
Rudolf mengatakan situasi kamtibmas di Sugapa kini sudah mulai kondusif.
"Situasi sampai Rabu siang sudah kondusif, aman terkendali. Tidak ada lagi massa yang berkumpul," katanya.
Semakin kondusifnya situasi kamtibmas di Sugapa itu tidak lepas dari peran aktif Pemkab dan DPRD Intan Jaya yang ikut membantu mendinginkan suasana dan mengendalikan warga masyarakatnya.
"Ketua DPRD dan pemerintah daerah sangat membantu. Masyarakat juga kooperatif. Saksi yang kita panggil datang memberikan keterangan. Mereka juga membantu olah Tempat Kejadian Perkara (TKP)," jelas Rudolf.
Rudolf mengaku langsung menggelar dialog dengan masyarakat Sugapa saat dirinya tiba di ibu kota Kabupaten Intan Jaya itu pada Senin (29/8).
Dialog yang berlangsung di lapangan sepak bola Sugapa itu dihadiri Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni dan Ketua DPRD Intan Jaya Marthen Tipagau. Sekitar 700 hingga 800 warga Sugapa hadir dalam dialog untuk menyampaikan pernyataan sikap dan tuntutan mereka terkait peristiwa penembakan almarhum Etinus Sondegau oleh oknum anggota Brimob.
Warga Sugapa, terutama keluarga korban menuntut agar pelaku penembakan diproses hukum. Warga berharap kasus penembakan almarhum Etinus Sondegau diproses tuntas, tidak boleh dibiarkan mengambang sebagaimana kasus kekerasan lainnya di Tanah Papua seperti kasus Paniai Berdarah pada Desember 2014 yang menewaskan empat pelajar sekolah.
"Ini permintaan mereka dan saya menyampaikan sesuai arahan dan perintah Bapak Kapolri (Jenderal Polisi Tito Karnavian) bahwa kepolisian akan transparan dalam penanganan masalah ini," kata Rudolf.
Saat ini pelayanan kepada masyarakat setempat oleh anggota Polsek Tigi dilakukan di kantor lama Mapolsek Tiga mengingat kantor Polsek Tigi yang baru sudah ludes terbakar pada kejadian Sabtu (27/8).
Peristiwa penembakan terhadap almarhum Etinus Sondegau hingga berujung pada pembakaran Mapolsek Tigi bermula dari ulah sejumlah orang yang tengah mabuk karena pengaruh alholol.
Pada Sabtu (27/8) pagi diketahui ada enam pemuda dalam kondisi mabuk memblokade ruas jalan.
Salah seorang supir yang mobilnya dicegat oleh para pemuda mabuk tersebut lantas melaporkan kejadian itu ke anggota Brimob yang bertugas di Sugapa.
Bukannya melarikan diri, para pemuda yang sudah dipengaruhi alkohol itu justru menyerang anggota Brimob hingga terjadi penembakan.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016