Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa jumlah titik panas (hotspot) kebakaran hutan dan lahan berkurang signifikan.
"Upaya pemerintah untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan membuahkan hasil. Jumlah hotspot berkurang signifikan," kata Kepala Pusdsatin dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan, satelit MODIS memantau 156 hotspot yang tersebar di 21 provinsi di seluruh wilayah Indonesia pada Rabu (31/8).
"Di Jawa Barat terpantau 14 hotspot, namun hotspot ini berasal dari pembakaran jerami pascapanen padi di sawah yang tidak memberikan dampak lingkungan yang berarti," katanya.
Sementara itu, Riau nihil dari hotspot.
"Kebakaran hutan dan lahan yang sebelumnya sempat merebak di wilayah Riau telah berhasil dipadamkan," katanya.
Dia menambahkan, pantauan satelit maupun patroli udara memang menunjukkan tidak ada yang terbakar. Namun asap tipis masih mengepul dari lokasi-lokasi yang terbakar sebelumnya," katanya.
Nihilnya hotspot ini, kata dia, menyebabkan kualitas udara di Riau pada tingkat baik.
"Seluruh pengukuran kualitas udara yang dilakukan di Sumatera menunjukkan hasil yang menggembirakan," katanya.
Sementara itu, di Kalimantan Barat terdapat 48 hostpot sesuai pantauan satelit MODIS pada Rabu (31/8/).
"Sebagian besar hotspot berasal dari pembukaan kebun di Kabupaten Sanggau. Hotspot juga ditemukan di Kabupaten Landak, Kubu Raya dan Sambas. Secara umum kondisi masih cukup baik," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016