Saya berbicara tentang tempat religius, seperti kuil. Saya tidak mengatur apa yang perempuan boleh atau tak boleh kenakan. Saya adalah ayah dari dua putri. Saya tidak bisa melarang apa yang perempuan ingin pakai.”

Jakarta (ANTARA News) - Setelah menuai banyak kritik, Menteri Budaya dan Pariwisata menarik kembali himbauan bahwa turis asing tidak boleh mengenakan rok saat berwisata ke negara itu.


Saat berbicara di hadapan para jurnalis di kota Agra, Minggu, Mahesh Sharma mengatakan turis-turis akan diberikan “daftar yang boleh dan tak boleh” di bandara yang menyarankan mereka untuk “tidak memakai rok” atau “berjalan-jalan sendirian pada malam hari di kota kecil.”


“Untuk keamanan mereka sendiri, turis perempuan tidak boleh mengenakan terusan atau rok pendek,” katanya seperti dilansir Al Jazeera. “Budaya India berbeda dari budaya barat.”


Sharma, yang komentarnya menuai kritikan di India dan luar negeri, Senin, mengklarifikasi bahwa yang ia maksud adalah di tempat-tempat religius dan ia “bicara karena peduli”.


“Saya berbicara tentang tempat religius, seperti kuil. Saya tidak mengatur apa yang perempuan boleh atau tak boleh kenakan. Saya adalah ayah dari dua putri. Saya tidak bisa melarang apa yang perempuan ingin pakai,” kata Sharma.


“Larangan seperti itu tak bisa dibayangkan, namun waspada bukanlah hal yang buruk,” imbuh dia. “Negara-negara lain mengeluarkan pengumuman resmi dari waktu ke waktu, namun saya tak pernah bilang harus mengubah cara orang berbusana.”


Meski menteri itu telah membela diri, banyak masyarakat India yang mengkritiknya di dunia maya.


“Mahesh Sharma pulang saja dan bikin sandwich. Jangan mendikte perempuan di bawah selubung budaya India,” cuit pemilik akun Twitter “SheSays”.


“Apakah kamu tidak sama saja dengan Taliban? Mereka juga ingin mengontrol apa yang harus dipakai, apa yang boleh dimakan?” tanya Rajesh Sharma dari partai oposisi Aam Aadmi.


Sharma kerap dikritik atas komentar kontroversial soal perempuan di masa lampau.


Tahun lalu, dia mengatakan “perempuan yang pergi keluar pada malam hari bukanlah bagian dari kebudayaan India” dan menambahkan bahwa dia akan melindungi India dari “gangguan budaya Barat”.


Nyaris empat tahun setelah pemerkosaan Nirbhaya, murid kedokteran berusia 23 tahun, di sebuah bis yang tengah melaju membuat hukum antiperkosaan, kekerasan seksual terhadap perempuan terus menjadi isu hangat di India.


Nyaris 100 pemerkosa dilaporkan setiap hari, namun hanya satu dari empat kasus yang dihukum.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016