Pekanbaru (ANTARA News) - Satuan Tugas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Provinsi Riau menebar 41,24 ton garam dalam proses modifikasi cuaca untuk hujan buatan yang diharapkan bisa mempercepat operasi pemadaman kebakaran di Riau.
"Teknologi modifikasi cuaca sejak 14 Juli sudah menebar 41,24 ton garam untuk hujan buatan," kata Kepala Seksi Base Ops Lanud Roesmin Nurjadi dan Satgas Udara Karlahut Riau Mayor Ferry Duwantoro kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan operasi teknologi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Cassa 212 bantuan BPPT-BNPB.
Pada 31 Agustus pesawat sempat melakukan satu kali penyemaian (sorti) sebanyak 800 kilogram.
"Daerah penyemaian awan di Kabupaten Siak, Kampar dan Kuantan Singingi pada ketinggian 9.500 kaki," katanya.
Dari hasil monitoring awan, lanjutnya, terpantau ada sel awan cumulus dengan ketinggian puncak awan yang bervariasi pada 11.000 hingga 14.000 kaki pada bagian timur, tenggara dan selatan Riau.
Pada lokasi itulah operasi teknik modifikasi cuaca dilaksanakan, ujarnya.
"Persediaan garam di gudang kini ada 33,88 ton," katanya.
Sementara itu, data Satgas Karhutla Riau menyebutkan operasi pemadaman kebakaran masih terus dilakukan di daerah pesisir Riau di Desa Bukit Kerikil Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis.
Namun berdasarkan pantauan satelit tidak ada titik panas (hotspot) di Riau yang berpotensi sebagai titik api pada laporan terakhir pukul 16.00 WIB.
Kabut asap yang sebelumnya menyelimuti sejumlah daerah juga sudah hilang seperti di Kota Pekanbaru, jarak pandang kini mencapai tujuh kilomter dan Kota Dumai delapan kilometer.
Terkait kondisi yang dinilai kondusif tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger menyatakan Satgas Karlahut Riau akan melakukan rapat evaluasi.
Sejauh ini Riau masih berstatus siaga darurat kebakaran hingga November 2016.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016