Bangkok (ANTARA News) - Thailand yang didominasi penganut Buddha membuka hotel halal pertama dengan harapan mendongkrak jumlah turis Muslim dan meningkatkan salah satu sektor utama yang mendukung ekonomi negara itu.
Hampir 30 juta turis asing datang ke Thailand tahun lalu, namun hanya sekitar 658.000 datang dari Timur Tengah, berdasarkan data industri.
Hotel bintang empat Al Meroz di Bangkok, yang dibuka pada November 2015, diharapkan jadi bagian untuk mengubah hal itu.
"Ada 1,6 miliar Muslim di dunia. Itu pasar yang besar," kata general manager hotel Sanya Saengboon seperti dilansir Reuters.
"Hanya satu persen dari pasar itu sudah cukup bagi kami untuk berkembang."
The Al Meroz, yang dibangun dengan arsitektur serupa masjid, punya dua tempat shalat dan tiga ruang makan halal.
Harga kamar per malam dipatok mulai dari 4.000 baht hingga 50.000 baht (Rp1,5 juta - Rp19 juta).
Seorang tamu hotel, Aamir Fazal (28), seorang petugas keamanan dari Australia, mengatakan akses ke hotel halal memudahkan wisatawan Muslim di Thailand, tempat makanan halal sulit ditemukan.
"Ini pengalaman yang sangat menyenangkan. Ini hotel halal pertama di sini dan menurut saya ini luar biasa," kata Fazal seperti dilansir Reuters.
Antusiasme menyasar pasar Muslim membuat Thailand juga meluncurkan aplikasi mobile tahun lalu. Aplikasi itu membantu turis mencari makanan halal dan tempat wisata ramah Muslim.
Sebagian dari Thailand selatan, dekat perbatasan Malaysia, mayoritas menganut agama Islam.
Banyak warga Malaysia yang pergi ke perbatasan untuk berlibur dalam waktu singkat namun adanya gerakan pemberontakan dari separatis di selatan, termasuk serangan bom di kota perbatasan yang sering didatangi turis Malaysia, menyurutkan bisnis di sana.
Rangkaian serangan bom di kawasan wisata di bangkok selatan bulan ini, di mana empat orang terbunuh dan puluhan terluka, menimbulkan ketakutan bahwa pemberontakan telah menyebar.
Thailand mencatat ada 10 persen peningkatan kedatangan turis dari Timur Tengah pada 2015 dibandingkan tahun sebelumnya, berdasarkan data Departemen Pariwisata.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016