Mekkah, Arab Saudi (ANTARA News) - Tim kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengidentifikasi tiga potensi kerawanan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) seusai survei lokasi.

"Kami juga melihat beberapa hal yang perlu dikonfirmasi dengan pemerintah Arab Saudi," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, di Klinik Kesehatan Haji Indonesia, di Mekkah, Selasa.

Ketiga potensi kerawanan itu dimulai dari nyamuk yang banyak terdapat di Padang Arafah. "Kami sudah sampaikan dan pemerintah Arab Saudi berjanji akan pengasapan," katanya.

Kedua adalah posisi toilet di Mina yang terletak lebih tinggi dari tenda jamaah sehingga akan menyulitkan jamaah Indonesia yang sebagian besar berusia lanjut.

Kemudian ketiga, tambah dia, adalah penggunaan eskalator atau tangga berjalan di Terowongan Muaishim yang menuju Jamarat atau lokasi melontar jumroh. "Itu perlu diwaspadai karena ada jemaah kita yang kemarin patah tulang gara-gara eskalator," katanya.

Sementara itu Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Muchtaruddin Mansyur, menjelaskan, tim kesehatan siap memberikan layanan optimal di Armina melalui tim promosi dan prevensi serta tim gerak cepat selain petugas kesehatan di pos kesehatan.


Masing-masing tim beranggotakan 40 tenaga kesehatan dan enam tenaga pendukung. "Kami tidak hanya memberikan layanan kesehatan tapi juga penyuluhan agar jamaah memahami tahapan-tahapan ibadah dan segala faktor resikonya," katanya.

Menurut dia tim promosi dan prevensi telah bertugas jauh sebelum puncak ibadah di Armina. Tim ini bertanggung jawab menyampaikan potensi kerawanan baik suhu, lingkungan, maupun kesehatan.

Sedangkan tim gerak cepat akan bergerak secara dinamis memantau jemaah di Armina dengan membawa peralatan darurat, antara lain untuk mengatasi dehidrasi, kaki melepuh ataupun pertolongan pertama pada patah tulang.

Pada kesempatan itu ia juga menyoroti mengenai ketergantungan alat-alat kesehatan pada stabilitas pasokan listrik. Ia berharap peristiwa mati listrik tahun lalu tidak terulang.

Pewarta: Gusti Aryani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016