Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto mengatakan TNI siap bergabung dalam pasukan Islam untuk mengisi kekosongan pasukan tentara Amerika Serikat (AS) di Irak jika memang diperintahkan oleh pemerintah. "Tergantung pemerintah. Jika diperintahkan berangkat, ya kita siap berangkat," kata Panglima, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis. Sebelumnya, Menlu Hassan Wirajuda dalam jumpa pers seusai penutupan Konferensi Pemimpin Ulama Islam Internasional Untuk Rekonsiliasi di Irak, di Istana Bogor, Rabu malam, mengemukakan Indonesia siap memprakarsai pembentukan pasukan Islam dari negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk mengisi kesosongan setelah AS dan koalisinya menarik mundur pasukannya. Menurut Djoko Suyanto, sebagai prajurit maka TNI wajib mengikuti apa yang ditugaskan negara, sepanjang hal itu merupakan perintah negara tentu akan dilaksanakan. "Sekarang tinggal pemerintah menyikapi usulan itu. Kemana saja kita siap ke Kongo, Lebanon kita juga berangkat," katanya Sementara itu, OKI menyambut baik "Deklarasi Bogor" tentang upaya mewujudkan rekonsiliasi di Irak, termasuk di antaranya usulan Indonesia untuk menggelar pasukan Islam di Irak. "OKI mendukung prakarsa Indonesia untuk menggelar pasukan perdamaian dari negara-negara Islam menggantikan pasukan koalisi pimpinan AS di negera itu," kata Asisten Sekretaris Jenderal OKI , Dr. Ezet Kamil Mukti, seusai penutupan Konferensi Pemimpin Ulama Islam Internasional Untuk Rekonsiliasi di Irak di Istana Bogor, Rabu malam. Sebelumnya, Menlu Nur Hassan Wirajuda mengatakan Indonesia mengupayakan pembentukan pasukan Islam untuk menggantikan pasukan koalisi pimpinan AS di Irak. "Pasukan dari Negara-negara Islam diupayakan untuk menggantikan pasukan AS dan koalisnya di Irak," kata Menlu Hassan. Menlu Hassan menegaskan tidak boleh terjadi kevakuman pasukan asing di Irak bila pasukan koalisi AS ditarik dari negeri itu. Disebutkannya Indonesia siap membicarakan lebih lanjut dengan negara-negara anggota OKI mengenai penggelaran pasukan Islam di Irak tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007