Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) Kamis mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,4 persen pada triwulan pertama 2007. "Pertumbuhan tersebut masih sesuai dengan perkiraan semula," kata Gubernur Bank Indonesia Burhanudin Abdullah dalam konferensi pers di Gedung BI Jakarta. Penguatan tersebut, menurut Burhanudin, diakibatkan oleh kinerja ekspor dan investasi swasta yang meningkat. Sedangkan konsumsi swasta menurut Burhanudin masih lambat. Peningkatan investasi swasta tersebut menurut Burhanudin terindikasi dari pertumbuhan inevetasi bangunan, yang tercermin dari peningkatan permintaan semen, besi, dan baja. Serta adanya peningkatan kredit investasi riil di berbagai sektor usaha, dan adanya peningkatan pembentukan modal tetap bruto (PMTB), yang berasal dari peningkatan investasi mesin. Burhanudin juga menyatakan beberapa indikator ekonomi menunjukan pertumbuhan ekonomi masih akan terus berlanjut. Terutama berasal dari ekspor dan perbaikan permintaan domestik, khususnya investasi yang terus tumbuh sejalan dengan membaiknya persepsi bisnis. Sementara itu, dibidang perbankan BI menilai industri perbankan nasional menunjukan pertumbuhan yang membaik. Kredit meningkat sebesar Rp8,9 triliun menjadi Rp826,3 triliun (bulan per bulan) pada bulan Februari. Sedangkan inflasi indek harga komoditas (IHK) pada bulan maret 2007, menurut BI relatif stabil 6.5 persen (tahun per tahun). Dan proyeksi inflasi tahun 2006 masih tetap pada level enam persen plus minus satu persen. BI tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2007 seperti perkiraan semula yaitu 6,00 persen. Sedangkan tahun 2008 BI memperoyeksikan sekitar 5,7 persen hingga 6,7 persen. Sementara itu ditempat terpisah, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2007 sebesar 6,3 persen dan 2008 sebesar 6,5 persen.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007