Jika dipelintir dengan isu pemborosan anggaran, katanya dalam keterangan tertulis Humas DPR, Selasa, maka hal tersebut bisa menghambat perkembangan parlemen. "Saya sudah bilang dari kemarin sekolah parlemen ini anggarannya tipis, malah dibilangnya pemborosan. Artinya niat baik itu tolong dihargai jangan dipelintir ke mana-mana," tandas Ketua DPR saat diwawancarai usai mengisi materi di acara Rapat Kerja Nasional Forum Keluarga Alumni (FOKAL) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Grand Cempaka, Jakarta.
Akom, sapaan akrab Ketua DPR, amat menyayangkan pertanyaan yang menyudutkan gagasannya. Dia menceritakan, sebelumnya ada yang mencurigai bahwa gagasan yang dia sampaikan hanya untuk pemborosan saja. Akom menampik pernyataan tersebut, karena semua fasilitas sudah tersedia, jadi penggunaan anggaran tidak akan banyak.
Baca Juga : Wapres JK nilai sekolah parlemen mubazir
"Menggunakan anggaran sangat minim, karena tempat sudah ada. Tempatnya itu Wisma Kopo (Wisma DPR-red) divermak maksudnya dialih fungsikan menjadi kampusnya, tinggal guru nanti. Itu kan nanti teman-teman yang mau sekolah di situ kan bayar," ujar Akom.
Dia menjelaskan dalam sekolah parlemen yang dia gagas nanti layaknya Lemhanas, namun dalam pendidikan ini akan dipelajari secara lebih detail tentang semua fungsi dan tugas DPR. Dia juga menyadari, gagasannya ini tergantung dengan partai politik dan sistem rekrutmen di dalamnya. "Ini tergantung dengan partai politik itu sendiri," kata Akom.
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016