Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat mengatakan keputusan Bank Indonesia (BI) untuk tidak mengubah suku bunga (BI rate) tidak akan mengganggu prospek bisnis dalam tahun ini yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan. Namun, Kadin mendesak kalangan perbankan nasional untuk terus melakukan efisiensi agar suku bunga pinjaman tidak terlalu tinggi perbedaanya dengan suku bunga acuan BI itu. "Saya yakin kalau indikator makro ekonomi kita bagus seperti sekarang, maka BI rate akan diturun seperti yang dijanjikan BI, menjadi sekitar 8,5 persen tahun ini," ujar Hidayat kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis. Hidayat mengatakan suku bunga acuan BI yang tetap bertahan pada tingkat 9,0 persen pada April 2007 setelah beberapakali diturunkan sebesar 0,25 basis poin, tidak akan mengganggu kinerja bisnis di dalam negeri. "Justru yang harus diperbaiki dengan serius adalah tingkat efisiensi perbankan, karena perbedaan antara BI rate dengan suku bunga pinjaman (`lending rate`) sangat besar," ujarnya. Hidayat mengatakan saat ini perbedaan antara BI rate dengan "lending rate" mencapai sekitar 5-6 persen di Indonesia. Padahal di luar negeri perbedaannya paling tinggi sekitar tiga persen. Berdasarkan informasi yang diterimanya, perbedaan yang besar antara BI rate dengan suku bunga pinjaman perbankan terjadi karena perbankan di Indonesia tidak efisien, di samping resiko bisnis di Indonesia juga relatif lebih tinggi. "Efisiensi perbankan sangat dibutuhkan untuk membantu sektor riil bergerak lebih cepat, karena dengan perbedaan suku bunga pinjaman lebih rendah dibandingkan sekarang akan membantu mendongrak daya saing produk Indonesia," ujarnya. Apalagi, saat ini tingkat suku bunga pinjaman di negara-negara pesaing Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan Indonesia yang bunga pinjamannya masih diatas 10 persen. Sebelumnya Menperin Fahmi Idris sendiri menilai untuk mendongkrak daya saing Indonesia, maka suku bunga pinjaman yang ideal dalam waktu dekat adalah sekitar 8-10 persen. Sementara itu, Gubernur BI Burhanuddin Abdullah mengatakan tingkat BI rate tetap dipertahankan karena bank sentral menginginkan suku bunga yang netral dan menjaga ekspektasi inflasi menyusul adanya tren harga-harga yang naik.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007