Sidoarjo (ANTARA News) - Pekerjaan peninggian rel kereta api (KA) yang terendam lumpur Lapindo di Kelurahan Siring, Porong, Sidoarjo, Jatim, terus dikebut, bahkan hingga Kamis petang peninggian sudah mencapai 40 persen.Dari 300 meter rel yang terendam tepatnya di titik 32.300 hingga 32.600, hari ini peninggian di titik 32.600 dipastikan selesai dan peninggian seluruhnya dijadwalkan dapat dirampungkan Jumat (6/4)."Sehari lagi perbaikan akan bisa menyelesaikan seluruh rel yang tenggelam, karena prioritas saat ini hanya perbaikan rel yang tergenang lumpur dengan ketinggian 50 centimeter saja," kata Kasi Perawatan Rel dan Jembatan PT KA Daops 8 Surabaya Slamet Suseno Priyanto di Porong, Kamis. Menurut dia, peninggian di titik 32.300 hingga 32.600 yang terendam setinggi 50 cm itu akan dilakukan dengan menggunakan ekskavator. Rel akan diangkat dan ditinggikan hingga di atas genangan lumpur, kemudian setelah peninggian selesai lumpur akan dibersihkan total. "Kalau tak ada halangan teknis, butuh waktu kurang lebih sekitar dua-tiga hari dan mungkin rel bisa dioperasikan lagi. Tapi, soal operasi itu sebenarnya bukan kewenangan saya, melainkan bagian operasional, kalau saya cuma bagian perbaikan rel saja," katanya menegaskan. Sementara itu, pantauan ANTARA, luapan air dan lumpur masih tampak menggenangi dua jalur penting yakni rel dan jalan raya Porong. Bahkan, di jalan raya Porong luapan air bertambah besar, dibanding Rabu. Hal itu, karena selain semalam di Porong hujan deras, juga tanggul di Siring belum diperbaiki. Buang Sisa Gas Sementara itu, PT (Persero) Pertamina, Kamis petang mulai membuang sisa gas di jalur pipa darurat sepanjang KM 37 hingga KM 40 jalan tol Surabaya-Gempol. Pembuangan dilakukan dengan membakar gas sisa penutupan, pekan lalu yang masih ada di dalam pipa tersebut. Juru Bicara Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo, Rudi Novrianto, pembuangan gas sisa di dalam pipa jumper (by pass) itu dilakukan Pertamina agar pipa benar-benar dalam keadaan kosong, sehingga kalau terkena luapan lumpur dan pipa mudah mengembang tidak menimbulkan efek. "Sisa gas itu harus dibuang, kalau tidak para pekerja yang hendak melakukan perbaikan bisa kena gas. Karena itu, harus dikosongkan dulu dengan membakarnya," katanya. Pipa jumper gas Pertamina di KM 37 hingga KM 40 jalan tol Surabaya-Gempol ini terpaksa ditutup alirannya, sejak pekan lalu, karena pipa sudah terkena lumpur panas yang dikhawatirkan pipa mengembang dan meledak. Padahal, pipa yang dibangun darurat untuk mengalirkan gas ke PT Petrokimia Gresik dari Pagerungan, Sumenep Madura itu, baru awal Maret lalu diresmikan pemakaiannya oleh menteri BUMN Soegiharto.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007