"Di Riau, upaya pemadaman masih terus dilakukan oleh tim satgas gabungan, kondisi udara kering menyebabkan api cukup sulit dipadamkan," kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan, satgas darat gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, damkar, relawan, dan karyawan perusahaan memadamkan api di berbagai lokasi kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, satelit MODIS dari NASA berhasil mendeteksi 32 hotspot kebakaran hutan dan lahan di Riau pada Minggu (28/8) sore.
Daerah yang paling banyak terjadi hotspot adalah di Kabupaten Rokan Hilir yaitu 32 titik.
"Lainnya tersebar di Pelalawan, Kampar, Meranti, Rokan Hulu, Bengkalis, Indragiri Hilir, dan Indragiri Hulu," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menyampaikan apresiasi terhadap penanganan kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2016 yang dinilai lebih baik dibandingkan pada tahun 2015.
Berdasarkan laporan yang diterima Menko PMK, jumlah kasus hingga luas hutan dan lahan yang terbakar menurun dibandingkan tahun lalu.
"Hal ini sudah sesuai dengan instruksi presiden," katanya.
Meski demikian, Menko PMK mengingatkan agar terkait sarana dan prasarana dalam penanggulangan karhutla lebih diperhatikan lagi.
"Termasuk dengan memperhatikan lagi daerah rawan karhutla yang telah ditetapkan pemerintah," katanya.
Menko menegaskan, penangangan kebakaran hutan dan lahan telah menjadi prioritas pemerintah.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016