"Upaya ini dilakukan agar daging hewan kurban yang beredar di masyarakat terbebas dari penyakit. Pengawasan ketat harus dilakukan berdasar pada kurban tahun lalu," kata Kasi Kesehatan Hewan Bidang Peternakan DPPK Sleman, Nanang Danardono di Sleman, Senin.
Menurut dia, dari 6.800 sapi yang disembelih pada Idul Adha tahun lalu, sembilan persen di antaranya terindikasi berpenyakit cacing hati.
"Kasus cacing hati pada domba dan kambing masing-masing sebanyak 0,2 persen, dari penyembelihan domba 6.500 dan kambing 2.300 ekor," katanya.
Ia mengatakan, temuan cacing hati pada hewan kurban sembelihan tersebar di 17 kecamatan secara merata.
"Bila ditemukan saat disembelih, maka daging hewan masih bisa dikonsumsi. Tinggal hatinya saja yang dibuang, karena hanya bagian itu yang rusak," katanya.
Kepala Bidang Peternakan DPPK Kabupaten Sleman Suwandi Aziz mengatakan, pengawasan sudah dimulai dilakukan di pasar-pasar hewan yang banyak menjual hewan kurban.
"Kami juga memberikan sosialisasi bagi masyarakat dalam proses pemotongan hewan," katanya.
Menurut dia, masih ditemukan masyarakat kurang teliti dalam menjaga kebersihan hewan.
"Petugas pemantau pemotongan hewan kurban yang diterjunkan ke lapangan berjumlah 140 orang, ditambah relawan sebanyak 20 orang," katanya.
Ia mengatakan, pengawasan kurban juga akan dibantu oleh mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
"Pantia kurban harus memperhatikan proses cara pemilihan hewan, merebahkan hewan, dan penanganan daging hewan kurban. Sebab masih ada panitia kurban yang kurang teliti dalam menjaga kebersihan proses penyembelihan," katanya.
Suwandi mengatakan, kebiasan merokok dan tidak menggunakan alas yang bersih saat mengurus daging hewan kurban masih sering detemuka.
"Guna memberikan keterampilan yang lebih baik, kami memberikan pelatihan khusus bagi panitia kurban dan takhmir masjid di Kabupaten Sleman," katanya.
Pewarta: Victorianus SP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016