Jakarta, (Antara) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara siap mengawal pembangunan proyek infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional Palapa Ring agar dapat berjalan dengan baik.

Menteri Rudiantara saat penandatanganan perjanjian kerja sama sindikasi pembiayaan untuk proyek Palapa Ring Tengah di Jakarta, Senin mengatakan dirinya terus melakukan sosialisasi ke daerah-daerah baik provinsi maupun kabupaten kota yang dilewati proyek tersebut.

Hal itu guna memberikan pemahaman pentingnya Proyek Palapa Ring sekaligus menghindari kendala perizinan oleh pemerintah daerah dalam menggelar kabel serat optik.

"Masih ada PR (pekerjaan rumah), ternyata kita harus kunjungi masing-masing provinsi. Secara umum Pemda wellcome (sambut baik) karena ini juga interest (kepentingan) mereka," katanya.


Baca Juga : Menkominfo minta pemda permudah izin Palapa Ring


Terkait dengan proyek Palapa Ring Paket Tengah yang telah ditandatangani perjanjian pembiayaannya antara PT LEN Telekomunikasi Indonesia dengan sindikasi IIF, BNI dan SMI, dirinya telah melaksanakan sosialisasi yang dihadiri empat gubernur dan 17 Pemda Kabupaten/Kota di Manado, Sabtu (27/8).

Namun demikian, dirinya juga akan mendatangi kembali masing-masing provinsi dan pemda guna lebih memastikan pemahaman dan sosialisasi pentingnya Palapa Ring mengingat proyek tersebut membentang di lima provinsi dan 17 kabupaten/kota yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara.

Direktur Utama PT LEN Telekomunikasi Indonesia Raden Wahyu Pantja Gelora mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Menkominfo untuk memberikan pemahaman kepada para pemerintah daerah yang dilewati oleh kabel serat optik.

"Butuh dukungan dari pemda-pemda karena pemilik tanah itu pemda-pemda. Karena itu, untuk menggelar kabel butuh izin dari Pemda," katanya.

Baca Juga : Pengembangan infrastruktur telekomunikasi di era globalisasi jadi keharusan

Proyek Palapa Ring merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi ketimpangan infastruktur telekomunikasi terutama berbasis broadband internet. Proyek dengan skema kerja sama pemerintah - badan usaha (KPBU) tersebut dibangun di daerah-daerah yang dinilai tidak ekonomis oleh kalangan swasta.

Membentang di 57 kabupaten/kota, proyek tersebut dibagi menjadi tiga. Paket Barat menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau sampai dengan Pulau Natuna dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.000 km. Paket Tengah menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud)dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 km. Paket Timur menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua, (sampai dengan pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300 km.

Dengan adanya proyek tersebut, pada 1 Januari 2019 ditargetkan seluruh ibu kota di kabupaten/kota terhubung oleh internet.

Saat ini, Paket Barat dan Paket Tengah telah menyelesaikan perjanjian dalam pembiayaan sehingga dapat mulai dibangun. Untuk Paket Timur, saat ini masih dalam proses pencarian pembiayaan.

Baca Juga : BNI incar 60 persen pembiayaan Proyek Palapa

Palapa Ring Paket Barat dikerjakan oleh PT Palapa Ring Barat yang merupakan Konsorsium Mora Telematika Indonesia Ketrosden Triasmitra selaku pemenang lelang.

Sedangkan Paket Barat akan dikerjakan oleh PT LEN Telekomunikasi Indonesia yang merupakan Konsorsium Pandawa Lima yaitu PT LEN Telekomunikasi Indonesia (pemimpin konsorsium), PT Teknologi Riset Global Investama (TRG) PT Sufia Technologies, PT Bina Nusantara Perkasa (BNP) dan PT Multi Kontrol Nusantara.

Paket Timur dimenangi oleh Konsorsium Moratelindo, IBS dan Smart Telecom.

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016