Sepasang suami-istri perantau Minang yang bermukim di Hamburg selama lebih dari 25 tahun ingin mempromosikan budaya Minang di kalangan masyarakat Hamburg dan Jerman yang belum banyak kenal dengan budaya Minang.
Wulan Chaniago, perias pengantin dan penari yang juga perwakilan urang Minang di Perancis, Senin, menyatakan hal itu.
Kedua mempelai yang merayakan perkawinan perak itu adalah Elsi Djaman (51) dan sang suami, Chun Djaman (62), yang dulu datang ke Hamburg dan bekerja di perusahaan pelayaran Jerman di Hamburg. Sementara sang istri, biasa dipanggil Uni Elsi, mempunyai usaha biro perjalanan.
Acara perkawinan perak "Baralek Gadang Urang Minang" di Gedung Bornheide 76,22549 itu dihadiri tidak saja masyarakat Minang yang ada di perantauan Eropa, yaitu Perancis, Belanda, Swiss, Belgia, tetapi juga dari New York.
Solena Sulin, orang Minang yang berkiprah di bidang seni model dan artis di Amerika sengaja datang ke Hamburg karena ia senang dan bahagia dengan acara "Baralek Gadang Urang Minang" di rantau."Saya terharu bisa menyaksikan acara baralek gadang dengan budaya Minang di Jerman," ujar Chaniago.
Acara "Baralek Gadang Urang Minang" ini juga mendapat dukungan dari Konsul Jenderal Indonesia di Hamburg, Sylvia Arifin, yang kebetulan juga berasal dari Bukittinggi.
Warga Hamburg yang datang sangat senang dapat meliat acara perkawinan adat Minang yang dinilai sangat unik dan juga kaya warna dan nuansa. "Pengunjung dari masyarakat Hamburg sangat senang sekali dapat melihat adat minang dalam acara perkawinan," ujar dia.
Sedangkan urang awak di perantauan yang hadir tentu terharu dan jadi kangen kampuang. Tari-tarian Minang, di antaranya tari Galombang Pasambahan, dan juga ada acara berbalas pantun, menjadi hal-hal yang sangat mereka nikmati.
Kedua mempelai yang merayakan perkawinan perak itu adalah Elsi Djaman (51) dan sang suami, Chun Djaman (62), yang dulu datang ke Hamburg dan bekerja di perusahaan pelayaran Jerman di Hamburg. Sementara sang istri, biasa dipanggil Uni Elsi, mempunyai usaha biro perjalanan.
Acara perkawinan perak "Baralek Gadang Urang Minang" di Gedung Bornheide 76,22549 itu dihadiri tidak saja masyarakat Minang yang ada di perantauan Eropa, yaitu Perancis, Belanda, Swiss, Belgia, tetapi juga dari New York.
Solena Sulin, orang Minang yang berkiprah di bidang seni model dan artis di Amerika sengaja datang ke Hamburg karena ia senang dan bahagia dengan acara "Baralek Gadang Urang Minang" di rantau."Saya terharu bisa menyaksikan acara baralek gadang dengan budaya Minang di Jerman," ujar Chaniago.
Acara "Baralek Gadang Urang Minang" ini juga mendapat dukungan dari Konsul Jenderal Indonesia di Hamburg, Sylvia Arifin, yang kebetulan juga berasal dari Bukittinggi.
Warga Hamburg yang datang sangat senang dapat meliat acara perkawinan adat Minang yang dinilai sangat unik dan juga kaya warna dan nuansa. "Pengunjung dari masyarakat Hamburg sangat senang sekali dapat melihat adat minang dalam acara perkawinan," ujar dia.
Sedangkan urang awak di perantauan yang hadir tentu terharu dan jadi kangen kampuang. Tari-tarian Minang, di antaranya tari Galombang Pasambahan, dan juga ada acara berbalas pantun, menjadi hal-hal yang sangat mereka nikmati.
Belum lagi sajian makanan khas Minangkabau. Mulai dari rendang, gudai kambing, gulai kapau, ikan bakar, Ayam goreng, ayam goreng, sambal lado ijau dan merah, dan lain-lain.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016