Targetnya kedepannya, dalam tiga atau empat tahun mendatang, PT INKA harus bisa memproduksi hingga 1.000 kereta api. Baik kereta untuk perbaikan maupun baru,"

Madiun (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta PT Industri Kereta Api (Persero) harus mampu memproduksi kereta secara massal atau dalam jumlah besar seiring tingginya kebutuhan moda tranportasi massal yang aman dan nyaman.

Seusai membuka acara INKA Fun Walk dalam rangka HUT-ke 35 PT INKA (Persero) di Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu, ia mengatakan, INKA harus mampu ditarget berproduksi dua kali lipat dari sekarang.

"Targetnya kedepannya, dalam tiga atau empat tahun mendatang, PT INKA harus bisa memproduksi hingga 1.000 kereta api. Baik kereta untuk perbaikan maupun baru," ujar Rini Soemarno kepada wartawan.

Menurut dia, untuk dana akan disiapkan melalui penyertaan modal negara (PMN), hanya saja pihaknya tidak menyebut jumlah nominal yang akan diberikan.

Selain mampu berproduksi dalam jumlah besar, PT INKA (Persero) juga dituntut mau belajar membuat kereta cepat seperti Tiongkok dan Jepang. Untuk mewujudkannya bisa menggandeng sejumlah mitra.

Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan kunjungan kerja ke PT INKA (Persero) dalam rangka momentum ulang tahun ke-35 perusahaan milik negara tersebut.

Sebelum membuka acara INKA Fun Walk di Alun-Alun Kota Madiun, pada Sabtu (27/8) malam, Rini melakukan jamuan makan malam di Aula PT INKA (Persero) bersama Direktur Utama PT INKA (Persero) R.Agus H Purnomo dan jajarannya.

Dalam kegiatan tersebut, Rini juga mendapatkan penjelasan dari pejabat PT INKA (Persero) terkait produk kereta terbaru yang sedang digarap.

Sementara, dalam ulang tahun ke-35 kali ini, PT INKA (Persero) melakukan sejumlah agenda. Di antaranya, INKA Fun Walk, lomba lari 10 K, INKA Vaganza, dan juga bazar yang diikuti oleh BUMN dan BUMD di Kota Madiun.

Selain itu, juga dilakukan kegiatan sosial, meliputi donor darah dan bedah rumah. Diharapkan, PT INKA (Persero) menjadi lebih baik di masa mendatang sebagai satu-satunya manufaktur kereta api di Asia Tenggara.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016