"Masyarakat jangan mudah tergoda dengan iming-iming suku bunga tinggi dan tidak masuk akal," kata Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Kantor Regional Bali dan Nusa Tenggara Nasirwan Ilyas saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, lembaga keuangan abal-abal ini menjadi salah satu fokus pengawasan OJK.
"Kami telah membentuk Satgas Waspada Investasi dengan melibatkan Polda Bali dan Kejaksaan untuk mencegah mobilisasi dana ilegal," ucap Ilyas.
Di sisi lain, dia mengingatkan belakangan ini modus kejahatan dalam jasa keuangan makin beragam. Kondisi ini antara lain dipicu pemanfaatan teknologi informasi dalam proses transaksi keuangan.
Pelaku kejahatan banyak memanfaatkan fasilitas perbankan secara online seperti internet banking, SMS banking dan layanan elektronik serupa lainnya.
"Oleh karena itu, kami mengingatkan masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati saat melakukan transaksi secara online," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ilyas juga mengapresiasi langkah Pemprov Bali menggelar PB3AS. "Ini merupakan contoh yang baik dalam perkembangan demokrasi," ucapnya.
I Wayan Suata dari Legian yang tampil berikutnya menyampaikan apresiasi atas ketegasan Dinas Perhubungan Provinsi Bali dalam menertibkan kendaraan plat luar Bali. Dia berharap tindakan ini dilaksanakan secara berkesinambungan.
Sedangkan Edy dari Denpasar menyoroti manajemen pengelolaan sampah. Menurutnya sampah dapat memberi manfaat ekonomis jika dikelola dengan baik.
PB3AS kali ini juga dimeriahkan penampilan grup musik keroncong yang dikomandoi Pak Ogah Taman Pancing.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016