Jakarta (ANTARA News) - Mohammad Ma`ruf, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), yang dirawat di rumah sakit sudah dapat bernafas spontan dan berkomunikasi meskipun masih dengan isyarat, kata Direktur Divisi Pelayanan Medik RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, dr Andang Joesoep."Alat bantu pernafasannya belum sepenuhnya dilepas, tapi bapak sudah bisa bernapas spontan. Artinya dengan kemampuannya sendiri," ujarnya di Jakarta, Kamis. Andang mengatakan, setiap hari tim dokter yang terdiri atas 11 orang terus mengevaluasi kesehatan kondisi M. Ma`ruf. "Kita evaluasi setiap hari. Besok dilihat lagi," ujarnya. Andang menegaskan, masuknya Ma`ruf ke RS Harapan Kita Jakarta bukan disebabkan serangan jantung, tapi karena adanya gangguan pembuluh darah, yakni kelainan aliran darah, terutama ke kepala yang dipengaruhi oleh irama jantung yang tidak teratur. Disinggung mengenai faktor gangguan irama tersebut, Andang mengatakan, ada kemungkinan karena kelainan jantung, ataupun akibat bertambahnya usia. "Kemungkinan gangguan irama bisa saja timbul dengan bertambahnya usia seseorang. Dapat juga karena darah tinggi," katanya. Namun, Andang mengaku tidak dapat mengetahui kemungkinan darah tinggi pada Ma`ruf. "Kita tidak tahu riwayat sakit bapak sebelumnya. Darah tingginya 90 persen tidak diketahui atau hipertensi esensial, karena tidak diketahui sebabnya," katanya. Saat ditanya pers, perlu tidaknya pemasangan alat pacu jantung pada Ma`ruf, Andang menilai hal itu belum diperlukan. "Kalau tidak ada blok pada sistem jantungnya, maka tidak dipasang. Irama tidak teratur kan bukan berarti tidak ada blok," katanya. Dalam kesempatan itu, Andang enggan berkomentar dengan pertanyaan wartawan yang menanyakan apakah setelah sembuh Ma`ruf dapat bekerja seperti biasa. "Kita hanya berwenang secara medik. Yang lebih berwenang adalah ahli syaraf," tandas Andang. Sejak masuk RS Harapan Kita pada Jumat (30/3), sejumlah rekan M. Ma'ruf beserta pejabat pemerintahan datang membesuknya. Pada Kamis, sejumlah pembesuk di antaranya Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah beserta istri, serta sejumlah rekan lainnya. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007