Pelita Air divert ke Pekanbaru karena tidak bisa mendarat di Dumai diakibatkan asap."

Pekanbaru (ANTARA News) - Pesawat Pelita Air rute Jakarta-Dumai terpaksa mengalihkan penerbangan karena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengganggu jarak pandang di Bandar Udara (Bandara) Pinang Kampai, Kota Dumai, Riau, Minggu.

Pelita Air jenis ATR 72 itu akhirnya melakukan pengalihan penerbangan (divert) ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Kota Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau.

"Pelita Air divert ke Pekanbaru karena tidak bisa mendarat di Dumai diakibatkan asap," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II, Bambang.

Ia mengatakan pesawat Pelita Air itu mendarat di Bandara Pekanbaru pada pukul 09.30 WIB.

Sejauh ini, menurut dia, penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru masih normal, meski udara diselimuti asap tipis. Jarak pandang pada pagi hari sempat mencapai 1.800 meter, namun berangsur membaik pada pukul 10.00 WIB mencapai 5.000 meter.

Kota Dumai pada Minggu pagi jarak pandangnya sangat buruk karena tercemar asap karhutla. Data dari Satuan Tugas (Satgas) Siaga Darurat Kahutla Riau memperlihatkan, jarak pandang pada pagi hari di Dumai hanya sekitar satu kilometer akibat asap.

Adapun tingkat konsentrasi polutan mencapai 475 atau setara Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) 369, yang artinya kondisi udara sangat berbahaya akibat tercemar asap, demikian catatan satgas tersebut.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016