Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Bukopin Tbk. tetap tertarik mengucurkan kredit ke Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), meskipun saat ini secara institusi sedang didera masalah dan sorotan publik akibat kasus dugaan korupsi yang dilakukan mantan Dirut Perum Bulog, Widjanarko Puspoyo. "Kami tetap akan mengucurkan kredit ke Bulog baik untuk pengadaan beras, gula, kedelai dan lainnya. Karena Bulog sebagai nasabah utama Bukopin yang selama ini memberikan kontribusi bagi keuntungan perseroan," kata Direktur Keuangan Bukopin, Tri Joko Prihanto di Jakarta, Kamis. Tri mengatakan, sejak 1998 Bukopin sudah membiayai keredit pengadaan beras Bulog dan rata-rata setiap tahunnya sekitar Rp3 triliun dana yang dikucurkan untuk Bulog."Kredit tersebut bersifat jangka pendek dan Bulog selalu lancar dalam mengembalikan dana pinjamannya," ujarnya. Menurut dia, meskipun 38 persen saham Bank Bukopin dikuasai Koperasi Karyawan Bulog, namun dalam urusan bisnis dengan Bulog, Bukopin tetap profesional."Misalnya, untuk membiayai kredit ke Bulog, Bukopin sudah melalui tender dan mengalahkan 5 bank pesaingnya," kata Tri. Mengenai dugaan adanya aliran dana dalam jumlah besar ke Bukopin pada periode 2001 dan 2002, Tri enggan memberikan komentarnya. Dia juga tidak bersedia menjawab adanya rekening Widjanarko di Bukopin yang diblokir. "Itu bukan domain kami," ujarnya singkat. Dia menegaskan, Bukopin dan Bulog merupakan institusi yang terpisah dan tidak ada kaitannya. Hubungan kami sebatas nasabah dan pemegang saham. "Koperasi Karyawan Bulog sebagai pemegang saham dan di dalam koperasi itu ada sekitar 3.000-an karyawan Bulog," kata Tri. Sampai dengan akhir 2006, menurut dia, total aset Bukopin mencapai Rp31,6 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 315 miliar. Kantor cabangnya sebanyak 39 dengan jumlah outlet 280 putlet dan nasabahnya lebih dari 500.000 account. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007