"Kami memperkirakan selama dua pekan terakhir ini omzet penjualan mencapai dua kali lipat persen," kata Amir (45), seorang pedagang yang juga warga Baduy, di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Sabtu.
Selama ini, permintaan motif batik Baduy relatif tinggi sehingga berdampak terhadap meningkatnya omzet pendapatan para pedagang.
Meningkatnya omzet pendapatan dirasakan sejak memperingati HUT Kemerdekaan RI hingga mencapai Rp15 juta,padahal normalnya Rp5 juta per hari.
Saat ini, banyak pedagang khas batik Baduy, diantaranya di kawasan Baduy juga Ciboleger Kecamatan Leuwidamar.
Mereka para pembeli batik Baduy itu digunakan untuk pakaian kerja atau sehari-hari maupun kondangan.
Bahkan, pakaian batik Baduy juga diwajibkan untuk pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lebak juga Pemrpov Banten.
Selain itu juga banyak masyarakat memakai batik Baduy dengan alasan kecintaan terhadap budaya Baduy sendiri.
Sebab, budaya Baduy merupakan warisan dunia sehingga mereka bangga jika memakai batik khas Baduy tersebut.
Kelebihan batik Baduy itu, selain warnanya mengandung pilosofi terhadap kecintaan alam juga berbeda dengan batik lainnya di Tanah Air.
Selain itu juga harga batik Baduy relatif terjangkau masyarakat mulai Rp75.000 sampai Rp250.000 selembar.
"Kami cukup terbantu dengan meningkatkan omzet penjualan itu," kata Amir, yang kerapkali mengikuti pameran di berbagai daerah itu.
Jali (55), pedagang lain batik Baduy menyatakan, saat ini banyak permintaan batik Baduy yang datang ke perkampungan Baduy di Kabupaten Lebak.
Mereka membeli batik Baduy untuk keperluan sehari-hari, bekerja atau dijadikan kenang-kenangan. "Saya kira banyak warga luar daerah mencintai produk batik Baduy," katanya menjelaskan.
Ia menjelaskan, sebetulnya motif warna batik Baduy tidak kalah dengan batik-batik dari Jawa Tengah, seperti Pekalangon, Solo, maupun Yogyakarta.
Batik Baduy memiliki kekhasan tersendiri melalui warna yang didominasi hitam dan biru itu. Warna itu tentu memiliki makna dan arti tersendiri bagi warga Baduy untuk mencintai alam karena kehidupan mereka dari bercocok tanam.
Selain itu, wanita yang berkulit putih sangat cocok menggunakan batik Baduy. "Saya kira batik Baduy tidak ketinggalan zaman dan bisa bersaing dengan produk batik lain di Indonesia," katanya.
Sementara itu, Yayah (50) seorang PNS di Pemkab Lebak mengaku dirinya sangat tertarik memakai batik Baduy pada Kamis dan Jumat karena diwajibkan menggunakan batik. Sebab memakai batik Baduy sama dengan mencintai produk-produk dalam negeri.
Bahkan, dia juga mengoleksi pakaian batik Baduy untuk keperluan undangan atau pertemuan keluarga.
"Kami sangat mencintai batik Baduy karena corak warna biru dan hitam sehingga terlihat lebih percaya ciri," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016