Bangkok (ANTARA News) - Thailand membebaskan pegiat politik, yang telah delapan tahun ditahan atas penghinaan terhadap kerajaan, yang dihormati masyarakat luas, sesuai dengan hukum pencemaran nama baik keluarga kerajaan.
Daranee Charnchoengsilpakul, yang juga dikenal sebagai Da Torpedo, dibebaskan pada Sabtu berdasarkan atas tahun pengampunan kerajaan, kata pernyataan Sekretaris Tetap Kementerian Kehakiman Charnchao Chaiyanukij kepada Reuters.
Perempuan tersebut seharusnya menjalani hukuman penjara 15 tahun, kata Charnchao.
Daranee, pendukung utama penggulingan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, dihukum karena membuat tanggapan menghina kerajaan saat berpidato dalam unjuk rasa politik pada 2008.
Pengadilan Pidana Thailand menetapkan tiga tuduhan pelanggaran undang-undang penghinaan kerajaan.
Pasal 112 Kitab Uandang-Undang Hukum Pidana Thailand menyatakan bahwa siapa pun memfitnah, menghina, atau mengancam raja, ratu, ahli waris atau wali menghadapi ancaman hukuman penjara 15 tahun.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada 2014, militer menindak tegas pelaku penghinaan terhadap kerajaan.
Lebih dari satu dasawarsa, Thailand terbagi menjadi kubu berlawanan, yakni satu dipimpin Thaksin, yang lain dikuasai pendukung raja dan militer, yang menuduh Thaksin melakukan korupsi dan nepotisme.
Kekhawatiran rakyat Thailand atas kesehatan raja berusia 88 tahun Bhumibol Adulyadej memicu meningkatnya suhu politik.
Sebagian besar rakyat Thailand memandang Raja Bhumibol sebagai pemersatu dan merayakan ulang tahun ke-70 pemerintahannya pada Juni.
(Uu.M038/B002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016