Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut baik keputusan pemerintah Republik Islam Iran yang membebaskan 15 warga negara Inggris yang telah ditahan selama sekitar 13 hari karena melanggar wilayah perairan negara tersebut. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis. "Presiden menyambut baik pernyataan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bahwa dengan membebaskan ke-15 warga Inggris itu akan menunjukkan bahwa Iran bersikap tidak konfrontatif," kata Dino. Presien Yudhoyono, lanjut Dino, juga mengimbau semua pihak di sana, agar juga menciptakan suasana kondusif di Timur Tengah sehingga tercipta kepercayaan yang menyeluruh dan segala persoalan dapat dikembalikan ke meja perundingan. Sebelumnya, pada Rabu (4/4), pemerintah Iran membebaskan 15 warga Inggris yang terdiri dari delapan pelaut dan tujuh anggota marinir, setelah ditahan sekitar 13 hari karena melanggar wilayah perairan Republik Islam Iran. "Iran berhak untuk menghukum mereka, tetapi dengan mencontoh sunnah Nabi (Muhammad SAW) maka ke-15 orang ini dimaafkan dan kebebasan mereka sebagai hadiah kepada rakyat Inggris," kata Ahmadinejad dalam konferensi pers di Teheran. Pengumuman tersebut disambut gembira oleh Inggris dan pemerintah di seluruh dunia, di samping kegembiraan di kalangan keluarga yang pelaut yang ditahan, yang beberapa di antaranya tampak berjajar di televisi. Perdana Menteri Inggris Tony Blair Rabu menyambut baik pembebasan warga mereka dan menyatakan teruma kasih kepada "sahabat dan sekutu kami di kawasan yang memainkan peranan mereka" di tengah laporan-laporan bahwa Suriah dan Qatar membantu proses resolusi perdamaian berkaitan dengan masalah tersebut. Delapan pelaut dan tujuh marinir tersebut ditangkap pada 23 Maret. Penangkapan tersebut sempat menimbulkan ketegangan antara Iran dengan pihak Barat. Inggris berkeras bahwa mereka "berada di wilayah perairan Irak", sementara Teheran menyatakan mereka berada di perairan Iran. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007