Serang (ANTARA News) - Dua wartawan harian Radar Banten, masing-masing Abdul Aziz dan Nana S. Hamdan, babak belur dipukuli M. Djadjat (47), oknum kader dan mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Pandeglang, serta puluhan pengikutnya.
"Saat ini kami sedang rapat intern untuk membahas tindakan yang paling tepat menyikapi masalah pemukulan itu, yang jelas kami akan melaporkan masalah ini ke Polda Banten," kata Pemimpin Redaksi Radar Banten, Muhamad Widodo, Kamis.
Menurut Widodo, peristiwa penganiayaan itu terjadi di salah satu rumah makan di Pandeglang Rabu (4/4) siang sekitar pukul 11.30 WIB.
"Baru saja mereka tiba di rumah makan, keduanya langsung didorong dan ditampar di bagian kepalanya. Azis dan Nana tak sempat melawan karena peristiwa pengeroyokan itu terjadi tiba-tiba dan mereka menghadapi lawan lebih dari sepuluh orang," katanya.
Peristiwa itu, kata Widodo, setelah diusut ternyata berawal dari adanya iklan ucapan selamat HUT Kota Pandeglang yang dimuat Radar Banten pada tanggal 2 April 2007.
Djadjat yang mengklaim masih sebagai Ketua DPD Partai Golkar Pandeglang yang sah memprotes ucapan iklan itu, karena yang dicantumkan nama M. Acang, Ketua DPRD Pandeglang, yang juga disebut sebagai Ketua DPD Golkar Pandeglang dan bukan nama Djadjat.
Djadjat kemudian menghubungi Abdul Aziz, dan minta bertemu di salah satu rumah makan. Azis kemudian mengajak Nana untuk menemaninya datang ke lokasi yang disebutkan Djadjat.
"Begitu kami tiba, tanpa basa-basi lagi Djadjat bersama puluhan pengawal atau pendukungnya langsung menyerbu kami berdua dan melakukan pemukulan secara membabi-buta," kata Aziz.
Bersamaan dengan aksi kekerasan tersebut, Djadjat mengumpat Aziz menyangkut persoalan pemuatan iklan ucapan selamat DPD Golkar Pandeglang saat HUT Kota Pandeglang pada 2 April 2007.
Bahkan, kepala Azis lalu didorong-dorong dan ditampar oleh Djadjat, sementara Nana yang berusaha membantu rekanya, tiba-tiba dipegang oleh pengawal-pengawal Djadjat.
"Meski kami tak bisa melawan aksi kekerasan mereka, tapi kami berusaha menghindar dan berhasil kabur serta langsung melaporkan peristiwa ini ke kantor," kata Azis.
Sementara itu, Widodo mengaku tidak memahami mengapa Djadjat melakukan perbuatan tercela dengan menganiaya wartawan hanya lantaran iklan.
"Radar Banten memasang iklan itu atas permintaan pemasangan iklan dari DPD Golkar Pandeglang. Soal isinya jelas di luar tanggung jawab kami karena iklan itu sendiri bukan atas nama Radar Banten, tapi atas nama DPD Partai Golkar Pandeglang," katanya.
Sementara itu, Djadjat yang sudah diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua DPD Golkar Pandeglang berdasarkan SK dari DPD Golkar Banten tidak bersedia memberikan tanggapan saat dikonfirmasi.
Secara terpisah, Ketua DPD Golkar Banten, Mamat Rahayu, saat dikonfirmasi menyatakan, pihaknya akan segera mengusut kasus pemukulan yang dilakukan kadernya itu.
"Saya baru dengar ada kejadian pemukulan seperti itu, kasus itu akan segera kita usut," katanya.
Ia pun membenarkan bahwa Djadjat sudah diberhentikan dari jabatanya sebagai Ketua DPD Golkar Pandeglang. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007