Jakarta (ANTARA News) - Sekretariat ASEAN menyatakan frekuensi penerbangan yang ditingkatkan menjadi salah satu dari tiga faktor utama sektor pariwisata di negara-negara anggota ASEAN berkembang.
"Faktor pertama adalah frekuensi penerbangan yang meningkat sehingga akan berpengaruh pada opportunity travel (kesempatan bepergian). Makanya sekarang wisatawan yang mungkin tidak banyak waktu mau ke Singapura pagi hari, bisa langsung pulang sore hari pada hari yang sama," kata Pejabat Senior Divisi Infrastruktur, Industri dan Keuangan Sekretariat ASEAN Eddy Krismeidi pada diskusi di Jakarta, Jumat.
Eddy mengatakan sejak negara anggota ASEAN sepakat untuk mengeluarkan kebijakan "Open Sky Policy", akses penerbangan meningkat signifikan dan menarik kunjungan wisatawan internasional lebih banyak lagi.
Sebelum ada kebijakan tersebut, jumlah penerbangan antarnegara anggota ASEAN dibatasi sehingga tiket pesawat terbang menjadi lebih mahal.
Saat ini, Bandar Udara Soekarno-Hatta menjadi bandara terpadat di Asia Tenggara dengan 8.800 penerbangan setiap hati, diikuti oleh Kuala Lumpur sebanyak 6.500 penerbangan dan Changi Airport Singapura sebanyak 4.500 penerbangan.
Eddy menjelaskan ada dua faktor lainnya yang membuat pariwisata ASEAN berkembang dan mendominasi sekitar 60 persen terhadap ekonomi intra-Asia.
"Faktor lainnya adalah strong intra-ASEAN travel (paket perjalanan antar-ASEAN) dan pengaturan visa untuk negara-negara ASEAN," ujar Eddy.
Dalam diskusi "SeringSharing" yang diadakan Growinc Group Indonesia tersebut, Eddy juga menjelaskan mengenai strategi dan tantangan yang dihadapi industri pariwisata oleh negara anggota ASEAN.
Diskusi SeringSharing bertema "Get Intimate With Your Customers" ini menjadi wadah berbagi dan membangun jejaring dari kalangan praktisi, akademisi, dan perusahaan rintisan (startup) di industri komunikasi, periklanan dan pemasaran.
"SeringSharing merupakan wujud komitmen perusahaan yang salah satunya berkontribusi nyata kepada komunitas dan lingkungan sekitar, termasuk praktisi dan masyarakat umum yang meminati dunia pemasaran," kata CEO Growinc Group Indonesia Ridhi Mahendra.
Adapun topik yang diangkat mengajak partisipan memahami apa yang diinginkan konsumen melalui data.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016