Jakarta (ANTARA News) - Tidak diturunkannya suku bunga Bank Indonesia (BI rate) pada bulan April 2007 menunjukkan BI sangat konservatif dan konsisten dengan sinyalnya bahwa ke masa depan ruang penurunan BI rate kian tipis, kata pengamat ekonomi Ryan Kiryanto. "Boleh jadi BI melihat tekanan inflasi di bulan-bulan mendatang cukup besar apabila program pemerintah mendorong proyek-proyek skala besar bergulir," ujar ekonom senior Bank BNI itu di Jakarta, Kamis. Menurut dia, BI juga terkesan sangat hati-hati menurunkan BI Rate karena harus mendukung asumsi Sertfikat BI (SBI) tiga bulan versi APBN 2007 senilai 8,5 persen pada akhir tahun. "BI juga tidak obral penurunan BI Rate karena BI baru saja mengeluarkan pelonggaran kebijakan kredit. Yang jelas, BI juga khawatir kalau rupiah menjadi tertekan karena outlet (instrumen investasi alternatif) untuk pemodal sangat terbatas sehingga tetap menahan posisi BI Rate," katanya. Namun, Ryan menambahkan posisi BI rate 9 persen masih cukup moderat bagi perbankan dan sektor riil. Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur BI Kamis ini memutuskan tingkat BI rate tetap 9 persen dengan alasan untuk menjaga ekspektasi inflasi menyusul tren harga naik dan suku bunga netral. Keputusan tidak mengubah Bi rate ini merupakan yang pertama kali dilakukan BI setelah sejak Mei 2006 terus melakukan penurunan BI rate dari posisi 12,50 persen. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007