Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, menyebut anak muda saat ini telah melupakan nilai-nilai luhur bangsa, di mana empat pilar MPR RI dinilai penting untuk mengingatkan anak muda.
"Banyak anak-anak muda yang tidak paham lagi nilai-nilai luhur kebangsaan kita. Mereka saat ini sudah sangat dekat dengan teknologi, dunia dalam genggaman," kata Zulkifli, dalam sosialisasi Empat Pilar di acara Muktamar ke-XII Nasyiatul A'Isyiyahh, di Yogyakarta, Jumat (26/8).
Dia mengatakan bahwa empat pilar yang terdiri dari Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945 harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya anak muda.
"Pancasila menjadi perilaku yang disinari cahaya Ilahi seperti memanusiakan manusia yang lainnya respect satu sama lain," kata dia, dalam di Gedung Sportorium, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat.
"Kalau teman kampusnya mengalami kesulitan ya dibantu, itu namanya mahasiswa yang pancasilais, melahirkan sifat adil dan beradab," sambung dia.
Selain itu, Zulkifli Hasan berharap para anak muda mampu melahirkan perilaku perkataan sopan melalui kebaikan kata-kata yang santun. Tidak hanya itu, dia juga berpesan untuk saling gotong royong dan menjalin kekeluargaan.
"Manusia pasti ada perbedaan, diselesaikan dengan cara musyawarah, sepakat ataupun sepakat untuk tidak sepakat tapi melalui musyawarah memahami satu sama lain," ujar dia.
Selanjutnya, Ketua MPR mengingatkan untuk selalu menjunjung tinggi NKRI, di mana setiap orang memiliki kewajiban dan hak yang sama. "Dari mana saja, ingin jadi apa saja, di mana saja di negeri ini haknya sama," kata dia.
Dia juga mengingatkan agar tidak mempermasalahkan perbedaan yang ada seperti semboyan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
"Kita berbeda beda tetapi memiliki impian yang sama oleh karena itu kita satu dalam keragaman. Tidak ada lagi bertengkar asal usul untuk hak apa pun," ujar Zulkifli Hasan.
"Terakhir, UUD 1945 ada dalam sistem berbangsa bernegara demokrasi pancasila dimana pemimpin yang dipilih mewakili rakyat sesuai dengan sumpah dan peraturan Undang-Undang yang berlaku, oleh karena itu setelah terpilih tidak boleh banyak lupa," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016