Presiden sekaligus Chief Instructor SKIF Indonesia Aldrin Tando mengatakan posisi ketiga sebenarnya adalah target minimal, mengingat negara pesaing seperti Jepang dan Denmark yang cukup kuat.
"Target kami minimal tiga besar karena Jepang dan Denmark cukup kuat namun kami berharap lebih tinggi," kata Aldrin di Jakarta, Jumat.
Dari jumlah atlet yang bertanding, Aldrin menyebutkan Indonesia menurunkan 85 karateka yang akan berlaga di berbagai kategori usia dalam turnamen yang akan diikuti 58 negara tersebut.
"Namun, jumlah tersebut masih kalah banyak dibandingkan beberapa negara pesaing seperti Denmark yang mengerahkan 90 orang juga Jepang dengan jumlah kontingen 90 orang, selain itu mereka juga membawa suporter," ujar Aldrin.
Selain menargetkan posisi ke-3, Aldrin juga optimistis Indonesia bisa berjaya di ajang kejuaraan dunia karate tahun ini di kelompok kelas junior.
"Kami sangat optimistis, terutama untuk kelas-kelas junior yang terlihat banyak bibit unggul, karena dari latihan dan prestasi mereka selama ini juga sudah terlihat di kancah nasional maupun daerah," kata Aldrin.
Kejuaraan Dunia Federasi Karate Shotokan Internasional pada tahun 2016 ini, merupakan kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah setelah sebelumnya di Bali pada tahun 2000.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah untuk tahun 2016 ini, setelah Venezuela yang seharusnya menjadi tuan rumah, terpaksa mengundurkan diri karena masalah internal di negara tersebut.
"Venezuela mengalami masalah dalam persiapan, sehingga Indonesia terpilih secara aklamasi untuk menggantikan Venezuela. Karena banyak yang berpendapat gelaran di Bali merupakan penyelenggaraan paling sukses," ujarnya menambahkan.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016