Semarang (ANTARA News) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah menyatakan pemotongan anggaran oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah memengaruhi hunian hotel.
"Kami memprediksi mulai bulan ini ada penurunan tetapi kami belum bisa memprediksi berapa besar penurunannya," kata Ketua PHRI Jawa Tengah, Heru Isnawan, di Semarang, Jumat.
Menurut dia, penurunan tersebut terjadi karena sebagian besar kontribusi okupansi hotel berasal dari kegiatan MICE atau pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran. Bahkan, kontribusi MICE bisa mencapai 60 persen dari seluruh omzet hotel.
"Setelah bulan Juli kemarin, kita tahu ada pemotongan di anggaran. Di sisi lain kebanyakan di Semarang adalah hotel MICE sehingga kegiatan MICE banyak terpotong," katanya.
Untuk diketahui, rata-rata okupansi hotel di Semarang pada semester satu tahun ini di kisaran 40-50 persen. Dengan adanya penurunan tersebut dipastikan rata-rata okupansi tersebut akan semakin rendah.
Sebagai upaya untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya bersama dengan pelaku hotel yang lain sepakat akan mengadakan kegiatan secara lebih sering.
"Dengan begitu orang akan lebih sering untuk berkunjung ke Semarang. Harapannya mereka akan menginap di hotel," katanya.
Untuk melancarkan program tersebut, pihaknya berharap pemerintah lebih memperhatikan sektor aksesibilitas, salah satunya infrastruktur transportasi umum.
"Bagaimana agar bandara bisa cepat selesai sehingga bisa menampung lebih banyak orang. Ini juga perlu dipikirkan," katanya.
Pewarta: Aris Widiastuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016