Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Penganugerahan Social Business Innovation Award & Green CEO Award 2016.
"Oleh karenanya, aspek sosial bisnis perusahaan tidak bisa lepas dari pembangunan yang berkelanjutan," kata Airlangga melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.
Menurut Airlangga, pelaku industri memiliki tanggung jawab besar terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam segala aspek operasional perusahaan, yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Kemenperin sebagai pembina industri nasional, tambah Airlangga, berkomitmen memacu pelaku industri untuk terus mengembangkan inovasi yang mendorong peran perusahaan melakukan perbaikan lingkungan yang berkelanjutan.
Airlangga optimistis, penerapan prinsip industri hijau melalui efisiensi produksi dan peningkatan efektivitas penggunaan sumber daya alam, akan meningkatkan kinerja dan pertumbuhan sektor industri.
“Di tengah situasi perekonomian nasional yang cukup berat selama ini, angka pertumbuhan industri pengolahan pada triwulan II 2016 mampu mencapai 4,61 persen,” tuturnya. Pertumbuhan industri tertinggi dicapai oleh industri mesin dan perlengkapan sebesar 9,90 persen. Selanjutnya disusul industri alat angkut sebesar 8,39 persen, industri makanan dan minuman sebesar 8,20 persen, serta industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 7,74 persen. Airlangga menegaskan, industri pengolahan non migas memiliki peranan yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Kontribusi terbesar terhadap industri pengolahan non-migas diberikan oleh industri makanan dan minuman sebesar 33,3 persen, diikuti oleh industri barang logam sebesar 10,5 persen dan industri alat angkutan yang juga sebesar 10,5 persen. "Sehingga, kami masih yakin terhadap pertumbuhan dan peningkatan investasi pada sektorindustri,” papar Airlangga.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016