Qayyarah (ANTARA News) - Pasukan Irak pada Kamis (25/8) berhasil mengusir ISIS dari Qayyarah, sebuah kota di utara yang dianggap strategis untuk serangan mendatang ke benteng pertahanan terakhir kelompok bersenjata itu di Mosul.
Perdana Menteri Haider al Abadi memuji kemenangan itu sebagai langkah kunci dalam memerangi ISIS namun beberapa jam kemudian dia menghadapi kemunduran politik lain ketika anggota parlemen memakzulkan menteri pertahanannya, Khaled al-Obeidi, karena tuduhan korupsi.
Pasukan khusus yang didukung serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) telah menyelesaikan operasi tiga hari untuk merebut kembali Qayyarah, sebuah kota yang terletak di tepi sungai Tigris.
"Kami mengontrol dan mengatur semua bagian kota, dalam waktu yang sangat terbatas, untuk membasmi Daesh," kata Letnan Jendral Riyadh Jalal Tawfik, yang memimpin pasukan darat Irak, kepada wartawan AFP di Qayyarah menggunakan akronim ISIS.
Dia mengatakan unit teknis sekarang sedang membersihkan kota tersebut, yang terletak sekitar 60 kilometer Mosul selatan, dari peledak yang belum meledak dan ranjau.
Warga menyambut pasukan keamanan di bawah langit yang menghitam karena kebakaran besar di sumur minyak terdekat yang ditimbulkan oleh ISIS dalam beberapa hari terakhir.
Jenazah orang yang dicurigai sebagai petempur ISIS berserakan di sepanjang jalanan kota, khususnya di sekitar gerbang masuk bagian selatan, yang menyaksikan pertempuran terburuk dan perusakan bermakna.
Abadi mengeluarkan pernyataan memuji apa yang dia katakan sebagai satu langkah kunci ke depan untuk merebut kembali Mosul, ibu kota Irak de facto ISIS dan kota terbesar kedua di negara itu.
"Pasukan heroik kami berhasil meraih kemenangan besar, sebuah langkah penting menuju pembebasan Mosul," kata Abadi.
Operasi untuk merebut Qayyarah dilancarkan Selasa dan dipimpin oleh badan kontra-terorisme Irak (Counter-Terrorism Service/CTS).
Pasukan Irak sudah merebut kembali wilayah udara terdekat dan Qayyarah diharapkan menjadi salah satu titik untuk menyerang Mosul dalam beberapa pekan atau bulan mendatang.
Para pejabat mengatakan perebutan Qayyarah dikoordinasikan dengan kelompok-kelompok bersenjata kecil yang melawan ISIS di dalam kota.
"Orang-orang sangat kooperatif, itu mengapa tidak ada dari mereka yang lari, mereka tidak menyerang pasukan kita dan pasukan kita tidak mencederai mereka," kata Jenderal Tawfik.
Juru bicara CTS mengonfirmasi sel-sel tidur pro-pemerintah terlibat dalam operasi tapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
ISIS mengalami serangkaian kemuncuran dalam satu tahun terakhir dan kehilangan lebih dari separuh wilayah yang mereka kuasai dua tahun lalu dalam kecenderungan yang tampaknya tidak akan berbalik kembali.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016