Pekanbaru (ANTARA News) - Satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendeteksi 68 titik panas berada di daratan Sumatera, Jumat pagi, setelah sehari sebelumnya cuma memantau sembilan titik wilayah tersebut.
"Jika kemarin hanya sembilan titik panas di Sumatera, delapan diantaranya di Provinsi Riau, maka pagi ini melonjak dratis jadi 68 titik," terang Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Jumat.
Dia katakan hal tersebut setelah melihat sebaran titik panas di Sumatera berdasarkan rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dari pantauan sensor modis pada citra satelit milik NASA yakni Aqua dan Terra.
LAPAN menyebut, 68 titik panas itu merupakan akumulasi kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tingkat sedang lebih dari 50 persen yang tersebar di dua provinsi yakni 67 titik berada di Riau dan satu titik di Lampung.
Sugarin mengatakan 67 titik panas di Riau tersebut terpantau berada pada empat kabupaten dengan pusat kosentrasi di Rokan Hilir 44 titik, Bengkalis 17 titik, Siak empat titik dan Rokan Hulu dua titik.
Empat daerah itu terpantau satelit, 52 titik diantaranya telah menjadi titik api karena memiliki tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen atau pertanda karlahut.
"Yakni di Rokan Hilir 35 titik api, Bengkalis 14 titik api, Siak dua titik dan Rokan Hulu satu titik," jelasnya.
Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau dilaporkan, berjibaku memadamkan titik api pada kabupaten/kota di Riau yang tidak terdeteksi oleh satelit seperti wilayah perbatasan Pekanbaru-Kampar.
"Dua unit pesawat dan satu helikopter pengebom air perkuat tim darat dalam upaya pemadaman kebakaran lahan di Kecamatan Tapung, Kampar," kata Kadis Ops Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Yani Amirullah.
Berdasarkan pantauan udara yang disampaikan Satgas Udara Karhutla Provinsi Riau, setidaknya terdapat tiga titik api saling berdekatan di lokasi tersebut.
Kebakaran pertama kali terpantau pada Kamis (25/4) sore, setelah sejumlah warga melihat kepulan asap tebal berada di Jalan Riau Ujung, Kota Pekanbaru.
Setelah diperiksa, ternyata lokasi kebakaran berada di wilayah Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar yang berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Riau itu.
Yani mengatakan, tim masih melakukan operasi pengeboman air dengan heli MI-8 bantuan BNPB yang dapat mengangkut 4 ton air. Selain itu, lanjutnya, dua pesawat "air tractor" berkapasitas 3,1 ton air juga dikerahkan untuk pemadaman.
"Kebakaran terjadi di wilayah Kampar dan Pekanbaru harus segera ditanggulangi, sebab kepulan asap tebal berpotensi mengganggu penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II," katanya.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016