"Mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah cenderung bergerak menguat seiring dengan harga minyak mentah dunia yang kembali bergerak menguat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,19 persen menjadi 46,86 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,14 persen menjadi 49,12 dolar AS per barel.
Di sisi lain, lanjut dia, menjelang pengumuman data produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua Amerika Serikat dan pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen dalam simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, juga turut membuat sebagian pelaku pasar melepas sebagian aset dolar AS.
"Investor sedang menunggu untuk melihat apakah The Fed akan menyatakan kembali pandangan hawkish ekonomi," katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa penjagaan Bank Indonesia di pasar valas domestik turut menjadi faktor yang menopang mata uang rupiah.
"Di tengah belum adanya kepastian sentimen baik dari eksternal dan dalam negeri mengenai amnesti pajak, Bank Indonesia berusaha menjaga rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.267 dibandingkan hari sebelumnya (24/8) Rp13.252.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016